Copyright © Light After Darkness
Design by Dzignine
Sabtu, 18 April 2015

Permainan saat masih kecil (part 1)

Dear All,

Hujan seperti ini, membuat saya teringat dulu sewaktu saya kecil... hujan bukan alasan untuk tidur atau berlindung di dalam rumah, namun justru saya dan teman-teman segera ke lapangan sepak bola untuk bertanding. Pengalaman hujan-hujanan maen seperti ini sungguh tidak terbeli sampai kapanpun. Beberapa permainan yang pernah saya coba mau saya jadikan bahan untuk jadi nostalgia... apa saja ? check this out.

1. Bola Kaki
Permainan yang tidak ada matinya. Sampai sekarang pun saya masih tertarik untuk bermain atau sekedar menonton. Dulu waktu saya kecil, saya selalu bermain sepak bola setiap hari di sore hari. Bahkan sempat bentuk klub kecil-kecilan dan iuran beli bola. Sayangnya waktu itu teman-teman belum mengenal sepatu sepakbola, jadi ketika saya pakai itu di lapangan, saya sering diprotes oleh mereka yang takut terinjak. Akhirnya saya mengalah untuk bermain tanpa alas kaki lagi (dan di rumah gantian diprotes karena sudah dibeliin mahal-mahal)..sepatu ku waktu itu cukup bagus, merek Spec warna hitam dengan leres biru. Setelah saya kelas 4-6, saya lebih sering maen bareng orang-orang dewasa, karena memang sedang booming pertandingan antar RW di desa (semacam tarkam). Perlu diketahui, kompleks ku adalah daerah yang dipenuhi segudang talenta sepak bola, karena kami terbiasa maen bola (maklum punya lapangan sepak bola di dekat kompleks) dan menjadi klub terbanyak peraih gelar di turnamen internal desa kami. Inget juga waktu itu booming pakai baju bola, dan saya menggunakan baju bola pertama saya yaitu baju Fiorentina kuning-ungu bertuliskan nama Enrico Chiesa (striker Fiorentina). Saya ingat pertama kali pakai baju itu saat hujan-hujan main bola setelah terima rapot. Kalau lagi maen bola, saya berposisi sebagai wing back atau striker (jomplang banget, ketahuan banget posisinya serabutan)... lumayan produktif juga karena dulu saya terinspirasi striker juventus.. David Trezeguet sebagai role model permainan saya.. Tidak terlalu berskill gimana-gimana, tapi mematikan setiap mendapat peluang (gayanyaaaaa haha). Sekarang sudah jarang banget ada yang main bola, bahkan anak kecil di kompleksku sudah tidak ada yang berlarian di lapangan. Lapangan itu sekarang kosong dan sepi...anak-anak mudanya sudah pada merantau di luar kota untuk bekerja.
2. Kelereng
Kelereng atau bahasa di tempat saya bernama "dir" adalah bola kecil kaca yang sering dimainkan oleh anak-anak. Dulu saya punya puluhan atau ratusan kelereng, untuk saya pertandingkan meskipun saya biasanya punya kelereng andalan. Temen-temen saya banyak yang titis atau jitu dalam menembak kelereng lawan, dengan style tembak mereka masing-masing. Tapi paling males kalau main sama temen yang curang, yaitu tengannya terlalu digerakan ke dekat target sehingga mudah mengenainya. Gara-gara ini saya pernah berantem sama temen sekelas di SD... (jangan ditiru)
3. Bola bekel
Bola Bekel ? bukannya ini maenan cewek ? sebenarnya saya dan temen-temen itu dulu tidak membeda-bedakan ini mainan cewe dan itu mainan cowok. Ibaratnya kami itu kaya Upin Ipin dan teman-temannya, mainnya bareng antara anak cowo dan cewe... jadi pernah juga diajakin nyobain maen bekel, meskipun cuma bentar. Bekel atau beklen itu dilempar ke atas, lalu dengan kecepatan tinggi kita harus mengambil cangkang kerang yang ada di lantai sebelum bola nya turun... jumlah cangkang semakin bertambah bila kita sudah bisa mengambil di level sebelumnya.
4. Layangan
Alay...anak layangan...nongkrong pinggir jalan..sama teman-teman.. itu adalah sepenggal lirik lagu jaman sekarang mengenai anak layangan..tapi kok nongkrong pinggir jalan ? padahal saya dulu kalau mau main layangan itu nyari tanah lapang atau lapangan bola sekalian..bukannya di pinggir jalan hehehe. Skip mungkin itu anak layangan generasi saat ini. Kalau saya dulu beneran anak layangan nongkrong pinggir lapangan. Rambut saya warna merah bukan karena disemir, tapi karena suka panas-panasan. Dulu saya suka main layangan, dan tapi tidak terlalu sangkutan. Sangkutan adalah mengadu benang layangan yang satu dengan yang lain, yang kalau kalah layangan kita akan putus dan terbawa angin. Biasanya anak-anak yang penggemar sangkutan membanggakan diri mereka punya benang gelasan yang tajam dan dapat memutuskan benang layangan biasa. Dulu sering banget lihat ada layangan yang besar, dan dihias dengan bagus. Paling senang itu kalau lihat ada layangan putus dan terbang ke arah kita entah darimana, pasti jadi rebutan anak-anak dan dikejar-kejar. Seringkali saya melihat ada penampakan layangan nyangkut di genteng rumah orang, di pohon atau di tiang listrik.
5. Masak-masakan
Hehehe segala maenan anak cewe, pasti anak cowo ditempatku pernah ngerasain semua, termasuk masak-masakan. Memang sedikit bosan, tapi yang antusias banget pasti anak-anak cewek. Kalau kita anak-anak cowok pasti kebagian nyari bahan. Entah itu bunga, daun, batu, atau ngebentuk malam atau lilin dengan cetakkan.
6. Lompat Karet
Nah ini juga mainan cewek, karet disambung-sambung jadi panjang, lalu dipegang oleh 2 anak, dan temen yang lain harus melompatinya. Dimulai dari ketinggian yang mudah sampai yang hampir mustahil dilewati, sehingga harus jungkir balik. Karena saya dulu pernah jungkir balik dan kayaknya ada yang salah dengan perut karena keseringan jungkir balik maka saya pensiun dari dunia lompat karet haha.
7. Balon tiup
Balon tiup itu bukan balon karet yang biasa kita tiup untuk membesar, tapi semacam gel yang kita taruh di ujung sedotan kecil lalu kita tiup sedotan itu dan kemudian muncul gelelmbung balon. Sejatinya dari dulu saya susah sekali buat gelembung dari mainan ini, sampai setelah kelas 4 an, baru saya bisa dan ketagihan membelinya. Baunya wangi-wangi gimana gitu itu gelembung.
8. Engklek
Engklek atau dikenal dengan Sunda Manda adalah permainan lompat-lompat menjaga keseimbangan melewati suatu area yang telah digambar di lantai atau tanah. Biasanya saya pakai pecahan genteng untuk menandai area yang tidak boleh saya lewati, dan juga saya menggambar area Engklek pakai kapur. Mainan ini gampang-gampang susah, bagi yang ngga terampil bisa jadi jatuh terjerembab hehe.
9. Petak Umpet
Nah permainan ini serunya dimainkan ramai-ramai (ngga lucu juga main ini sendirian). Saya biasa bermain ini di sekolah atau di kompleks rumah, apalagi kalau lagi ada yang hajatan...mainnya sampai malam. Dalam permainan ini ada yang jadi Penjaga dan ada yang ngumpet. Si Penjaga akan menghitung sampai hitungan tertentu (biasanya 10) baru kemudian dia akan mencari temen lain yang pada ngumpet. Selain dia harus menemukan temannya, dia juga menjaga jangan sampai pos nya, disentuh oleh temen yang ngumpet, yang akan berusaha menyentuh pos si Penjaga. Kenapa tidak boleh disentuh ? karena itu akan membuat si Penjaga akan terus menjaga bila pos nya tersentuh, dan tentu dia tidak akan pernah mendapat kesempatan untuk ngumpet. Biar ngga susah nyarinya, sebelum permainan dimulai biasanya kita menetapkan batasan daerah kita untuk boleh ngumpet, takutnya temen ngumpet di rumahnya lagi, kan yang Penjaga ngga mungkin nemuin dia.
10. Kertas Bongkar Pasang
Kertas bongkar pasang atau nama lainnya BP mini, adalah mainan berbentuk kertas yang didalamnya telah tersedia gambar berbentuk orang, berbagai gambar potong baju dan bawahan serta aksesoris sebagai pelengkap penampilan si gambar orang-orangan yang telah tersedia di dalam kertas. Potongan orang-orangan, baju ataupun aksesoris yang telah tersedia di dalam kertas tadi biasanya dilengkapi dengan garis batas yang memudahkan kita untuk melepaskan atau mengguntingnya dari kertas. Biasanya sih kertasnya dilebihkan sedikit biar bisa dipasang-pasangkan antara gambar orang dengan gambar baju atau akesoris. Saya pernah menemani teman bermain ini, dan saya bingung serunya dimana haha. Ya begitulah mainan cewek, mereka melatih diri sebagai calon designer baju dan fashionita.

Demikian Permainan saya saat masih kecil, apakah kalian ada yang pernah merasa bermain dengan hal yang sama ? ayo tunjukan nostalgiamu... tentang permainan lain, saya share di next article yah.....

Best Regards,