Copyright © Light After Darkness
Design by Dzignine
Jumat, 24 April 2015

Festival Angklung For The World...

Dear All,

Akhir-akhir ini pemberitaan di televisi terpusat pada pelaksanaan peringatan konferensi Asia Afrika ke 60 di Indonesia. Peringatan menjadi spesial karena selain mengundang para kepala negara se asia-afrika, juga karena perhelatannya dilaksanakan di tempat saat pertama kali dilaksanakannya Konferensi Asia Afrika, yaitu di Bandung.

Sebenarnya untuk tahun ini, perayaannya tidak hanya di Bandung saja, tapi juga di Jakarta. Walau begitu Bandung tampaknya menyiapkan diri dengan baik untuk menyambut tamu mereka dengan membenahi berbagai spot agar terlihat menarik. Khususnya di area Gedung Merdeka, tempat pertama kali KAA dilakukan. Tidak hanya tampilan fisik yang akan ditunjukkan sebagai penyemarak peringatan KAA, namun juga Kota Bandung mengadakan festival Budaya yang memiliki banyak muatan tujuan, tidak hanya show up kebudayaan bangsa, tapi juga pemecahan rekor !!!

Sebanyak 20 ribu peserta akan memecahkan rekor bermain angklung dengan peserta terbanyak, sebanyak 20.000 pemain kurang lebih akan menjadi peserta. Mereka akan memainkan lagu We Are The World dari Michael Jackson. Pelaksanaanya di Stadion Siliwangi Bandung. Kebanyakan peserta dari event ini adalah pelajar dan umum. 

Saat saya melihat even ini di berita, saya kagum dengan antusiasme warga kota Bandung untuk merayakan dan berpartisipasi dalam acara ini. Tidak hanya karena itu, mereka juga sangat gembira menunjukkan kalau mereka masih menyukai seni angklung sebagai budaya mereka yang patut dilestarikan. Memang kebanyakan seni Angklung menjadi bagian dari ekstrakulikuler sekolah-sekolah di kota Bandung. Saya salaut juga dengan walikota Bandung, Pak Ridwan Kamil yang begitu antusias mendukung perayaan ini pada khususnya dan penyelenggaran KAA pada umumnya dengan menata Kota Bandung sebaik-baiknya.

Angklung merupakan sebuah alat musik yang terbuat dari potongan bambu. Alat musik ini terdiri dari 2-4 tabung bambu yang dirangkai menjadi satu dengan tali rotan. Tabung bambu diukir detail dan dipotong sedemikian rupa  untuk menghasilkan bunyi tertentu yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil ketika bingkai bambu digoyang. Angklung telah terdaftar di UNESCO sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia sejak November 2010.Tentunya Angklung merupakan alat musik kebanggaan masyarakat sunda di Jawa Barat.

Mendengar bunyi angklung, tampaknya tidak hanya dipentaskan dalam suasana permainan tradisional, even lokal daerah di Jawa Barat atau Indonesia, atau pentas di luar negeri... namun sudah merambah pula sebagai backsound dalam pertelevisian. Sebuah sinetron berdul Preman Pensiun yang ditayangkan di RCTI sore hari sekitar pukul 17.30 an... kisahnya mengenai serba-serbi kehidupan preman di kota Bandung dan menurut saya suasana latar dari film itu, aksen dialog, dan latar musik yang berangklung ria membuat saya selalu terjebak nostalgia terhadap pengalaman di kota itu. Tapi temen saya yang asli sana justru tidak terlalu penggemar sinetron itu, dan waktu saya bilang "eh di film itu ada musik angklung nya loh jadi backsound" responnya cuma "iya tapi nadanya gitu-gitu aja,"... lah mungkin yang dia pengin baksound  nya angklung bernadakan lagu you'll be my heart  nya Phill Collins yang katanya pernah dia bawakan dulu. Mungkin itu judulnya film Tarzan Bandung  -__-".

Sepertinya asik juga kalau bisa partisipasi langsung, cuma kata berita, banyak peserta yang pingsan karena berdesak-desakkan. Yah begitulah namanya juga panas, dan banyak orang...mungkin pada belum sarapan atau kurang oksigen. Apapun itu Bandung selalu menunjukkan hal yang menarik untuk disaksikan Indonesia... termasuk bagi saya... yang selalu terjebak nostalgia dengan kota ini.

Best Regards,