Copyright © Light After Darkness
Design by Dzignine
Rabu, 11 Maret 2015

Perbedaan Leader dan Bos,,, Be True Leader !!!

Dear All,

Pernah jadi pemimpin dalam hidup ? misal jadi pemimpin dalam kelompok, sekolah, tempat kerja, masyarakat atau bahkan jadi pemimpin negara ?. Mungkin banyak yang pernah jadi pemimpin di area-area tadi, bahkan ada yang bilang "yes, saya jadi pemimpin dalam keluarga saya" atau "saya adalah pemimpin bagi diri saya sendiri". Pada waktu jaman sekolah atau kuliah, terutama yang ikutan organisasi pasti pernah denger ada sebuah teori bahwa semangat kepemimpinan tumbuh dalam jiwa setiap orang. Semua orang diberkahi kesempatan untuk memimpin, minimal memimpin diri sendiri.
          Gambar 1. Setiap orang mempunyai kesempatan menjadi pemimpin
Dalam konteks lain, seseorang tidak bisa dikatakan sebagai pemimpin jika tidak ada seseorang atau sesuatu yang dipimpinnya. Namun dalam pandangan orang yang dipimpinnya, ada pandangan bahwa seseorang tidak benar-benar menjadi pemimpin (baca:  Leader) dan hanya sekedar menjadi bos. so who is the boss ?

Menjadi bossy sering didefinisikan sebagai sifat pemimpin yang dikenal cuma nyuruh kerjaan tanpa pernah membantu atau bahkan  memberi contoh. Jika ada kesalahan yang  dibuat anak buahnya dia akan paling cepat marah, namun jika ada prestasi anak buah dia tidak terlalu peduli. Dia tidak turun langsung ke lapangan, namun hanya memberikan tumpukan kerjaan tanpa arahan yang jelas. Benarkah seperti itu ?

Ada banyak sekali teori perbedaan Leader dan bos. Apa saja itu ? Check this out
1. Cara menyebut diri sendiri dalam berbicara
Bos dalam berbicara sering menyebut kata "saya" dalam berinteraksi. Jika berkomunikasi dengan bawahan dia akan selalu menekankan kata saya, apalagi jika marah maka tambah keraslah kata itu (nada tinggi dan volume semakin up). Sehingga tujuan dan pemikiran dari si bos kadang hanaya tersampaikan secara satu arah dan  cenderung "memaksa" (dan mengikat hehe).
Leader dalam berbicara sering menyebut kata "kita" atau "kami" dalam berinteraksi. Hal tersebut menunjukan adanya keinginan untuk merangkul semua pihak dalam satu kesepahaman tujuan berkomunikasi. Tujuan dari komunikasi disampaikan membangun "kesadaran bersama untuk berbuat".
                                               Gambar 2. saya atau kami ?
2. Cara membangun power of action
Bos dalam membangun kekuatan untuk melakukan pergerakan berdasar dari kekuasaan dan kedudukan semata. Dia memanfaatkan otoritas penuh sebagai ketua, pimpinan atau yang berkuasa untuk memberikan pekerjaan tanpa membangun kesadaran anak buahnya untuk melakukan pekerjaan itu. Yang terjadi adalah anak buah sering jemu dan merasa tertekan akan kehadiran si bos itu. Biasanya suara ramai riang gembira dari para karyawan akan berubah menjadi sunyi senyap seperti kuburan saat si bos ini datang,,, pernah lihat ?.
Leader dalam membangun kekuatan untuk melakukan pergerakan berdasar dari kemampuan untuk bekerjasama, termasuk dengan bawahan. Dengan membangun suasana kepercayaan dan kerja sama yang baik dengan bawahan maka akan menimbulkan semangat bersama untuk mencapai tujuan. Yang terjadi kehadirannya akan memberikan semangat bagi bawahan untuk bekerja dan menjadi motivasi bagi mereka.

3. Cara mencapai target.
Bos dalam mencapai target hanya menunjukkan target itu apa, kemudian mengharuskan mencapai target itu. Entah menunjukan caranya atau tidak yang jelas jika gagal pasti akan dimarahin. Tapi yang pasti bossy tidak akan turun tangan memberi arahan langsung bagaimana meraih target itu. "Ya gimana caranya pokonya target ini harus tercapai, pakai otakmu dong blablabla zzzz".
Leader dalam mencapai target akan mendefinisikan target itu, membuat arahan bagaimana mencapainya, memberi semangat untuk mencapainya dan akan memberi contoh bagaimana mencapainya. Secara ekstrim, ada pemimpin yang langsung turun ke lapangan untuk menunjukkan bagaimana action itu dilakukan.

                       Gambar 3. Leader sejati akan selalu memotivasi, tidak cuma nyuruh
4. Cara menghadapi problem
Bos dalam menghadapi masalah akan menganggap hal tersebut adalah hal buruk yang dapat menghambat atau merusak perusahaan, sehingga kadang bos akan sedikit temperamen dalam menghadapinya. Bahkan secara ekstrim dia tidak menerima usulan bawahannya yang dapat memperbaiki keadaan karena dia tidak percaya pada mereka. 
Pemimpin dalam menghadapi masalah akan menganggap hal tersebut sebagai momen untuk menjadi kuat dan peluang untuk tumbuh menjadi lebih baik, dengan membuktikan bahwa dirinya bersama timnya adalah kesatuan yang dahsyat dan solid yang akan mampu memecahkan masalah tersebut.
           Gambar 4. Sebuah quote tentang pentingnya kepercayaan leader pada tim nya
5. Cara menanggapi pengembangan kualitas SDM pihak lain
Bos akan menganggap pengembangan sumber daya manusia bawahannya tidak terlalu penting, karena fokusnya adalah bagaimana target tercapai. Jadi kehidupan kerjanya dibangun dengan suasana kaku dan mononton tanpa ada pengembangan diri yang menyegarkan.
Leader akan menganggap pengembangan sumber daya manusia bawahannya sebagai salah satu kunci keberhasilan perusahaan, karena akan meningkatkan skill mereka dalam meraih target. Maka Leader akan mempersilahkan atau memfasilitasi berbagai pengembangan SDM yang menyegarkan skill dan psikis bawahannya.
                            Gambar 5. Leader sejati peduli pada regenerasi skill
6. Cara menghadapi kesalahan
Bos akan menjadi terdepan dalam "Judgement" terhadap kesalahan yang dibuat anak buah. Kemarahan pasti datang dan fokusnya adalah biasanya menghukum pelaku.
Leader akan mendefinisikan kesalahan pelaku, menghukum seperlunya, menganalisa penyebab masalah, melakukan perbaikan dan melakukan pencegahan masalah. Pemimpin yang baik akan lebih fokus pada CAPA (Correcting Action and Preventing Action) agar kesalahan serupa tak terulang kembali.
      Gambar 6. CAPA, langkah pencegahan dan perbaikan nyata dari masalah
7. Cara bekerja secara umum.
Bos secara umum akan bekerja dengan menyuruh dan mengendalikan. Sehingga dengan rasa takut dia membuat bawahan melakukan pekerjaan untuk mencapai target.
Leader secara umum akan bekerja memimpin dan mengarahkan. Sehingga dengan wibawa dan insipirasi dia membuat bawahan melakukan pekerjaan untuk mencapai target.
                       Gambar 7. Sikap Bos vs Sikap Pemimpin (Leader)
So, jika saat ini kalian sedang jadi pemimpin, mungkin kalian bisa mulai menanyakan pada orang-orang terdekat apakah kalian termasuk pemimpin yang bossy atau Leader ? semoga saja mereka menjawab dengan jujur kalau kalian bukan termasuk pemimpin bossy. Dan itu merupakan prestasi diri yang berharga dalam sebuah kepemimpinan.

Saya sendiri masih belajar jadi pemimpin. Pemimpin diri sendiri dan mungkin menjadi pemimpin orang lain jika ada kesempatan. Beberapa pengalaman memimpin pun pernah dicoba meskipun kebanyakan sepertinya hanya menjadi bos hehehe. Tapi sejak pengalaman kerja yang terakhir, saya dibukakan fakta penting untuk tidak bersikap menjadi bos.

Waktu itu saya jadi supervisor, dan tugas saya adalah mengkoordinasi pekerjaan yang sebagian besar terhandle oleh bawahan. Saya hanya menentukan target dan melepas mereka, tanpa mungkin memberikan arahan yang jelas. Ditanya pun ngga jamin saya akan banyak membantu mereka (karena memang masih baru juga). Sampai suatu saat, manage rsaya  bertanya bagaimana perkembangan proses pekerjaan saat itu. Karena saya bekerja di balik layar, alhasil kerepotan dan kebingungan juga menjawab pertanyaan lapangan. Habis itu saya dipanggil dan diceramahin kalau menjadi pemimpin sejati harus mengerti lapangan, dan menjadi garda terdepan dalam pekerjaan. Tidak hanya bekerja di balik layar. Pak Manager menceritakan pengalamannya dulu, bagaimana dia bekerja di lapangan sehingga tidak tampak dia adalah bos nya. 

Ternyata bila kita menjadi yang terdepan dalam melakukan pekerjaan, meskipun kita adalah bosnya tidak serta merta menurunkan citra diri, namun justru memberikan dorongan pada bawahan untuk bekerja. Entah itu mereka jadi semangat atau ngga enak hati melihat pemimpinnya kerja langsung di lapangan, tapi mereka menjadi bergerak dengan full of resources (penuh sumber daya). Dan ini jelas menguntungkan dalam proses mengejar target. Benar adanya semua ini tidak mungkin terjadi kalau tanpa adanya inisiatif dan keihklasan dari hati pemimpin untuk berbuat tersebut.

Pengalaman itu menjadu guru yang baik bagiku. Dan jika punya kesempatan lain dalam memimpin, semoga tidak hanya menjadu bos namun bisa menjadi  true leader.
                                   Gambar 8. Konklusi dari semuanya, Be a Leader

Semoga menjadi inspirasi.
"Seorang pemimpin sejati selalu siap menyingsingkan lengan bajunya untuk segala sesuatu, bahkan hal yang tidak dapat dilakukan oleh orang lain sekalipun. Ia melakukan banyak hal sehingga orang lain bersemangat untuk melakukannya (Charles De Gaulle)"
Best Regards ,

Referensi:
Rukmana, N. 2008. 99 Ideas for Happy Leader. ZIP BOOKS : Bandung.
Sumber Gambar :
Anonim.2012. http://www.bishophouse.com/wp-content/uploads/2012/07/Leadership-Highlighted.jpg
Anonim.2013. http://www.levo.com/articles/careerexpert/be-leader-not-boss
Anonim.2013. http://modernservantleader.com/servant-leadership/bad-boss-vs-good-leader-image/
Anonim.2013. http://ogdenprep.org/?cat=40
Anonim.2015. http://i92.photobucket.com/albums/l23/Pjz_08/Untitled-1-2.jpg
Anonim.2015. http://icya.com.mx/imicya/Preventive-corrective-action.png
Anonim.2015. http://meetville.com/quotes/tag/trust/page50
Anonim.2015. https://www.pinterest.com/mingchan/words-of-wisdom-i-live-by/