Copyright © Light After Darkness
Design by Dzignine
Minggu, 09 Agustus 2015

Sabar saat dipermalukan oleh orang lain.


Dear Sinnamate

Pernahkah kamu dipermalukan oleh orang lain ; baik dengan perkataan, perbuatan atau dengan sikap?. Apakah pernah dipermalukan di depan umum oleh teman, orang terdekat atau orang asing tak dikenal yang baru hari itu ketemu pertama kali ?. Dipermalukan tentu membuat perasaan seseorang malu dan juga pasti merasa kecewa, sedih serta marah. Apalagi jika dipermalukannya dengan sangat keterlaluan, tentu bisa menimbulkan dendam kesumat atau perasaan membalas dendam untuk balik mempermalukan. Lalu bagaimana kita seharusnya menyikapi hal ini ? mengingat kejadian seperti ini acap terjadi dalam kehidupan. Sebelumnya mari kita urai dari asal muasalnya :

Kenapa seseorang bisa dipermalukan ?
Ada beberapa faktor kenapa seseorang bisa dipermalukan oleh orang lain, saya ambil contoh orang yang dipermalukan sebagai A dan orang yang mempermalukan sebagai B. Ilustrasi penyebabnya adalah sebagai berikut :
a. A dipermalukan oleh B, karena A dianggap melakukan kesalahan kepada B, sehingga dia harus dipermalukan untuk membayar kesalahannya dan agar dia jera
b. B merasa dia adalah orang yang lebih superior terhadap A sehingga B boleh melakukan apapun kepada A.
c. B adalah orang yang gemar mempermalukan orang lain, termasuk si A, agar B terlihat lebih hebat dan tinggi derajatnya dari A (intinya gemar merendahkan orang lain)
d. B adalah orang yang gemar bercanda dengan mempermalukan orang lain (kadang tidak sadar bahwa perbuatan/perkataaanya menyakiti hati)

Bagaimana reaksi orang yang dipermalukan ?
Semua orang yang dipermalukan, akan merasa malu, marah, gugup, kecewa, dan sedih (semua perasaan tersebut campur aduk jadi satu). Bagi yang tidak bisa mengendalikan diri, perasaan tersebut dapat berkembang menjadi dendam dan keinginan untuk membalas perlakuan yang sama terhadapnya. Keinginan tersebut muncul diawali dengan pertanyaan kepada diri "kenapa dia bisa tega mempermalukan saya seperti itu ?". Respon awal saat dipermalukan sangat wajar dan manusiawi, tapi respon lanjutan dari respon awal lah yang perlu diwaspadai.

Bagaimana reaksi orang yang mempermalukan?
Setelah mempermalukan orang lain, orang bisa saja menjadi puas, senang, merasa hebat dan menang, atau justru dia tidak merasa apa-apa  karena tidak sadar sama sekali kalau sikapnya barusan telah menyakiti hati orang lain. Ini kebanyakan yang terjadi di masyarakat, dimana seseorang merasa telah melakukan hal yang benar namun ternyata yang dia buat adalah penderitaan bagi orang lain. 

Bagaimana sikap saat dipermalukan orang lain ?
a. Tetap tenang dan sabar. Tarik nafas dalam-dalam dan hembuskan perlahan untuk mengatur ritme nafas. Bila terlalu banyak orang yang berada disekitar anda dan pembicaraan itu terdengar tidak nyaman, segera ungkapkan untuk berbicara secara pribadi dengan yang sedang atau akan mempermalukan.
b. Bersikap tegas tapi bukan sama-sama emosi. Jika anda dalam posisi yang benar, diamkan saja orang yang mempermalukan anda sampai bicaranya selesai, baru kemudian sampaikan pendapat anda. Ingat ! gunakan cara berbicara yang paling baik, tidak dengan nada tinggi,  menggunakan pengaturan nafas yang tidak terkesan emosional, sehingga anda bisa tunjukan kepada orang yang diajak bicara atau orang yang melihat perbincangan anda, bahwa anda mampu berpikir jernih, bersikap bijak dan tidak  "bodoh".
c.Jika benar-benar membuat perasaan anda terluka, sampaikan saja bahwa perasaan anda terluka dengan perlakuan itu. Tapi anda harus mengucapkannya dengan bahasa yang santun semata-mata untuk menunjukan bahwa caranya untuk menunjukan sesuatu kepada anda,yaitu dengan cara mempermalukan adalah dengan cara yang keliru

Hikmah dari dipermalukan

Seseorang yang melakukan kesalahan sudah selayaknya harus memperbaikinya dan kita semua sependapat dengan itu karena kesalahan itu bisa merugikan dirinya sendiri dan juga orang lain. Sengaja mempermalukan orang lain adalah cara yang SALAH dalam membuat orang lain melakukan sesuatu,walaupun niatnya untuk membenarkan sesuatu. Sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW, Beliau tidak pernah sekalipun menghinakan, merendahkan atau mempermalukan orang lain, termasuk kepada orang yang terang-terangan memusuhinya. Bahkan Beliau dengan keteladanan sikapnya yang baik, memberikan contoh seperti yang disampaikan Beliau sampaikan kepada Jabir bin Sulaim sebagai berikut :

 وَإِنِ امْرُؤٌ شَتَمَكَ وَعَيَّرَكَ بِمَا يَعْلَمُ فِيكَ فَلاَ تُعَيِّرْهُ بِمَا تَعْلَمُ فِيهِ فَإِنَّمَا وَبَالُ ذَلِكَ عَلَيْهِ
Jika ada seseorang yang menghinamu dan mempermalukanmu dengan sesuatu yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah engkau membalasnya dengan sesuatu yang engkau ketahui ada padanya. Akibat buruk biarlah dia yang menanggungnya.” (HR. Abu Daud no. 4084 dan Tirmidzi no. 2722. Al Hafizh Abu Thohir menyebutkann bahwa sanad hadits ini shahih. Al Hafizh Ibnu Hajar menyatakan bahwa hadits ini shahih).
Hadis tersebut memberi contoh, ketika kita dipermalukan dan dihina maka kita tidak perlu membalas dengan menghina dan mencela orang tersebut walau kita tahu kekurangan yang ada pada dirinya dan bisa menjatuhkannya. Biarlah akibat jelek dari mencela dan menjatuhkan itu, membawa akibat sendiri kepadanya, entah di dunia ataupun di akhiran nanti. Kita juga diberi contoh  untuk tidak memutus silaturahmi langsung dengan orang yang mempermalukan kita, dan hanya lebih baik menghindari berurusan dengannya. Dalam Al Qur'an bahkan tercantum ikhwal ini dalam sebuah ayatnya
Hadis tersebut memberi contoh, ketika kita dipermalukan dan dihina maka kita tidak perlu membalas dengan menghina dan mencela orang tersebut walau kita tahu kekurangan yang ada pada dirinya dan bisa menjatuhkannya. Biarlah akibat jelek dari mencela dan menjatuhkan itu, membawa akibat sendiri kepadanya, entah di dunia ataupun di akhiran nanti. Kita juga diberi contoh  untuk tidak memutus silaturahmi langsung dengan orang yang mempermalukan kita, dan hanya lebih baik menghindari berurusan dengannya. Dalam Al Qur'an bahkan tercantum ikhwal ini dalam sebuah ayatnya


 الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ
Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.” (QS. Fushilat: 34-35).
Jadi jika orang yang dipermalukan sabar, maka derajat keduanya akan menjadi tidak sama. Bukan yang mempermalukan yang derajatnya lebih tinggi seperti anggapannya atau anggapan orang yang berada disekeliling kejadian itu, tapi orang yang dipermalukan itulah yang derajatnya lebih tinggi dihadapan Rabb nya, karena dia mengutamakan kesabaran. Sebenarnya kalau dipikir-pikir, kalau kita tidak terpancing emosi saat dipermalukan, maka kita seperti sedang membiarkan orang yang mempermalukan kita menambah dosa bagi dirinya. Di akhir tulisan ini, saya mengajak agar kita mampu berpikir jernih dan banyak berdoa semoga kita selalu terjaga dari kejadian mempermalukan atau dipermalukan seperti itu…amin
Best Regards,