Copyright © Light After Darkness
Design by Dzignine
Jumat, 07 Agustus 2015

Pengalaman Kompre (Apotek)

Dear All,
Saya pun mengalami ujian kompre dan sudah melewatinya. Apotek adalah tema pertama yang harus saya hadapi terlebih dulu. Secara jadwal, saya mendapat nomor urut 2 dari terakhir dan mendapat penguji dosen internal kampus yang diwakili seorang profesor dan dosen eksternal yang diwakili seorang praktisi kepala apoteker wilayah barat cabang kabupaten saya. Tidak dipungkiri, menghadapi suasana ujian yang disetting horor dan juga mendengar nama-nama besar sang penguji membuat saya grogi. Dan benar...awal-awal saya diintrogasi, perasaan tidak enak menyeruak. Saya sebenarnya hanya diuji 4 pertanyaan, yaitu tentang break event point, death stock, perhitungan pajak, dan feasibility study. Sama sekali tidak ada pertanyaan mengenai skrining resep atau hal lain. Tapi sayangnya 4 tema itulah yang sejatinya saya tidak terlalu menguasai haha ><.

Pertanyaan pertama adalah tentang death stock, yaitu mengenai apa dan bagaimana pentingnya mengelola stok di apotek. Kemudian pertanyaan kedua adalah tentang break even point alias kapan balik modal. Pak Prof memberikan saya sebuah soal cerita mengenai pendirian Apotek, yang membuat saya harus berpikir double karena harus paham terhadap cerita bapaknya. Berkali-kali saya mencoba berhitung dan berkali-kali keliru sampai ujungnya benar setelah berapa kali entah mencoba jawab hehe...pertanyaan terakhir dari pak prof mengenai studi kelayakan terutama aspek apa yang perlu diperhatikan saat akan mendirikan apotek. Disini saya mendapat pelajaran dan ilmu penting dari beliau mengenai aspek dalam hal tersebut. Pertama, beliau menganalogikan dengan aspek yang perlu diperhatikan dalam mencari istri (entah kenapa Beliau menganalogikan dengan ini ><), aspek yang perlu diperhatikan adalah apakah si calon itu wanita MUSLIMAH dan SHALIHAH atau tidak. Pelajaran kedua (yang ini beneran tentang Apotek) adalah yang perlu diperhatikan saat mendirikan Apotek adalah aspek moral. Maksudnya adalah perlu diperhatikan, ada atau tidak APOTEK berdiri di DEKAT tempat yang akan kita buka APOTEK. Secara aturan memang tidak ada sesuatu hal yang membatasi radius berapa apotek yang satu dengan yang lain berdekatan. Tapi secara aspek moral profesi, btidak bisakah kita membiarkan daerah tersebut sebagai area praktik saudara seprofesi kita ?bukankah pendekatan pendirian Apotek tidak semata hanyalah bisnis melainkan juga tempat praktik kesehatan ? sementara masih ada daerah lain yang belum terjangkau keberadaan Apotek. Mendengar uraian pak Penguji, saya terkesima...sampai lupa jawab haha.

Pertanyaan terakhir dari penguji eksternal yang tampaknya sudah kasihan melihat saya dicekoki pertanyaan yang mendalam dari pak prof pun akhirnya diberikan. Beliau dengan baik hati hanya memberikan satu pertanyaan, yang ternyata adalah salah satu bab yang paling pamungkas yaitu pajak apotek. Lengkap sudah otak saya bekerja keras hari ini. Soal ceritanya untuk dibuat sederhana, yang sayangnya tetap saja saya bingung. Setelah beberapa kali coba, akhirnya saya berhasil menyelesaikannya dengan benar. Kedua penguji tersenyum pada saya, entah lucu, miris atau bagaimana melihat jawaban jawaban saya hehe... tapi sudahlah yang jelas hari itu saya sudah berusaha keras,dan hasil saya serahkan pada Alloh SWT, walaupun saya masih tidak karuan memikirkan hasilnya. Tapi tidak boleh saya lanjutkan kegalauan karena masih ada hari esok...hari kedua kompre.
Best Regards,