Copyright © Light After Darkness
Design by Dzignine
Sabtu, 04 Juni 2016

Menjadi Supervisor di Usia Muda

Dear All,
Hai Sinnamate, bagaimana aktivitas anda saat ini ? semoga hari ini kalian berhasil mencapai hal yang diinginkan atau merasakan kebahagiaan dan kesehatan. Aminnn. Malam ini saya mencoba membuka Sinnalight, untuk sekedar menuliskan sedikit hal biar ada satu hal yang bisa menjadi bahan postingan di bulan juni. Biar ngga kosong-kosong amat #jujurbangetgue. hehehe

Throwback ke 2 tahun yang lalu, saat saya pertama kali bekerja di sebuah Industri Farmasi. Posisi di tempat kerja yang saya dapat waktu itu adalah menjadi seorang Supervisor. Posisi itu terdengar keren di telinga, namun menuntut sebuah tanggung jawab yang besar. Di berbagai macam tempat kerja, level supervisor berbeda-beda. Di Industri Farmasi, para fresh graduate Apoteker bisa saja meraih posisi itu jika berhasil lolos interview. Namun di unit kerja lain, misal di sebuah perusahaan swasta ; level supervisor mungkin bisa didapat setelah bertahun tahun pengalaman kerja diraih dan berawal dari jenjang karir yang bertingkat-tingkat.

The Main Problem is " Supervisor is Supervisor"

Entah Fresh Graduate atau bukan, Supervisor adalah supervisor. Mereka mempunyai tanggung jawab yang sama, sebagai penjembatan antara atasan dan bawahan, yes thats main job of supervisor. Untuk Apoteker ; baru lulus kuliah pun, ketika mereka menduduki posisi SPV, maka dia langsung mempunyai anak buah ; bahkan dengan jumlah yang banyak jika dia di departemen Produksi. The Ideal Supervisor adalah perpaduan seorang staff yang memiiki kemampuan teknis, manajerial, moral dan Leadership yang bagus. Lantas, jika kita seorang fresh grad, bagaimana mungkin kita bisa langsung memiliki semuanya ???

Itulah yang saya alami dulu, ketika kegalauan melanda saat saya sendiri dengan pengalaman nol harus menjadi SPV. Saya dituntut belajar banyak hal, baik itu dari atasan maupun bawahan ; karena saya bertanggung jawab untuk tahu semua hal secara detail maupun gambar besar kebijakan secara umum. Di awal karir, jujur saja rasanya cukup berat saya harus mengusung jabatan ini, dan ada banyak hal yang merasuki pikiran saya baik positif atau negatif. 

Menjadi supervisor adalah sebuah hal yang dapat menjadi pijakan karir ke jenjang yang lebih tinggi. Berdasarkan latar belakang pendidikan dan kompetensi, kita ditempatkan di posisi tersebut oleh atasan. Namun itu tidak mendukung semuanya akan menjadi lebih baik bagi hidup supervisor ; karena untuk pertama kali pasti dia akan mendapatkan masalah terkait RASA HORMAT. Rasa hormat akan menjadi barang langka, apalagi dari rekan kerja atau bawahan yang memiliki tingkat senioritas tinggi secara pengalaman dan usia. Sebagian dari mereka berpikir "ah bos baru kita masih muda, belum tahu apa-apa".

Salah satu cara untuk menjawab keraguan mereka adalah belajar untuk fokus di pekerjaan kita. Para senior sebenarnya hanya butuh dihargai dan dirasakan kehadirannya. Wajib bagi kita untuk tetap membina hubungan baik dengan mereka, walaupun mereka kadang berusaha mencari masalah dengan kita. Yang penting adalah, kita sadar kalau kita dibayar oleh tempat kerja kita untuk menyelesaikan pekerjaan ; bukan fokus mengurusi rekan kerja.
Best Regards,