Copyright © Light After Darkness
Design by Dzignine
Minggu, 28 Februari 2016

Cara Menyampaikan Nasehat

Dear All,
Nasehat adalah sebuah kata-kata yang bagus dalam meningkatkan kebaikan dalam hidup kita. Nasehat dapat menjadi pertimbangan  dalam hidup seseorang untuk bersikap dalam menghadapai suatu hal. Namun tidak jarang maksud baik dari sebuah nasehat tidak dapat diterima oleh seseorang karena cara  dan waktu memberikannya yang tidak tepat. Berikut adalah cara menyampaikan nasehat yang saya pelajari :

Pertama, Niatkan memberi nasehat untuk keridahaan Allah. Maksudnya adalah segala nasehat itu diberikan untuk menciptakan kebaikan dan mencegah keburukan, karena kebaikan itu adalah agar mendapatan keridhaan dari Allah. Jangan sampai meniatkan untuk terlihat lebih pintar, lebih bijak, lebih baik dimata orang lain. Apalagi menasehati untuk membuat orang yang dinasehati terlihat buruk.

Kedua, nasehat berlaku kepada siapa saja, jadi jangan takut memberikannya kepada yang berhak mendapat nasehat. Maksudnya adalah segala nasehat berlaku untuk keluarga, teman, sahabat, orang yang lebih tua, orang yang lebih muda, orang yang dikenal, atau orang yang tidak dikenal. Ketakutan kebanyakan muncul dari rasa tidak enak, segan, enggan dan takut mendapat respon yang buruk. Sebenarnya itu semua terjadi jika cara dan waktu memberikanya yang tidak tepat.

ketiga, Lakukanlah cara yang paling baik dalam memberikan nasehat. Maksudnya nasehat diucapkan dengan kata-kata yang baik, sopan, ramah, bukan dengan celaan dan hinaan, atau cara-cara yang tidak baik lainnya. Manusia memang berwatak egois dan sulit menerima kebenaran dari orang lain, tidak mau disalahkan, dan merasa paling benar. Dengan nasehat yang baik pun kadang ada orang yang tidak berkenan, apalagi dengan cara yang buruk ?
  
keempat, Pilihlah waktu yang paling baik dalam memberi nasehat.  Maksudnya nasehat diberikan dengan memperhatikan kondisi orang yang akan dinasehati. Bila dia sedang tidak mood, maka hindarilah memberi nasehat seketika karena pasti tidak akan diterima. Pilihlah momen dia dalam keadaan tenang, sehingga alunan nasehat akan lebih didengar dan meresap di dalam hatinya. Kemudian janganlah menasehati dia di depan umum, kecuali jika nasehat itu perlu dan sangat urgent untuk dilakukan karena akibat jika tindakannya diteruskan akan menimbulkan keburukan yang berbahaya. Menasehati orang di depan umum akan mempermalukannya karena seolah-olah kita akan membuka aibnya di muka umum, dan akan lebih baik bicarakan dengannya di tempat yang sepi secara pribadi.

Kelima, Janganlah bersempit dada jika nasehat kita mendapat respon yang tidak diinginkan. Tidak ada kewajiban dari setiap manusia untuk memastikan orang lain mematuhi nasehat tersebut, karena mereka mempunyai pilihan juga akankah mau menerima atau tidak. Tugas kita adalah sebatas memberi nasehat sebaik mungkin untuk memberikan kebaikan dan menghindari keburukan. Jika diterima syukur, jika ditolak maka itu urusan dia, apalagi terkait sikap baik dan buruk maka itu adalah urusan dia dengan Alloh. Jangankan nasehat dari  manusia seperti kita, dakwah oleh orang sekelas Rasulullah saja banyak yang mengingkari dan tidak mau mendengarkannya, apalagi omongan kita yang sangat biasa nilainya. Memang benar adanya bahwa kita tidak bisa mengusahakan hidayah kepada orang lain, karena itu hak prerogratif Allah akan memberikan hidayah kepada orang yang dikehendakiNya.

Keenam, jangan lupa berdoa kepada Allah, agar nasehat itu bisa memberikan kebaikan kepada yang dinasehati. Dan berdoalah agar dimudahkan dalam berlisan agar tidak menasehati namun menyakiti, berlapang dada jika nasehat malah mendapat respon buruk, dan dimudahkan urusan dalam menebarkan kebaikan.

Semoga kita menjadi ahli nasehat yang tidak menyebalkan kalau menasehati orang lain hehe, dan tidak bersempit hati jika dinasihati orang atau ditolak nasehatnya oleh orang lain. Karena pada akhirnya semua kebaikan dari nasehat itu adalah hanya antara kita dan Allah, tidak ada urusannya dengan orang lain apakah mau menjadi baik atau tidak.

Best Regards,