Farmasi...ilmu yang satu ini dikenal oleh sebagian masyarakat dan oleh sebagian yang lain, masih dianggap sebagai ilmu yang asing. Farmasi identik dengan kata obat, dan itu tidak salah karena memang ilmu ini mempelajari detail tentang obat dari pemilihan bahan baku sampai respon pasien setelah meminumnya. Tapi sebagian besar masyarakat menganggap farmasi hanya semua tentang cara membuat obat, cara pengadaan obat, dan cara menjual obat.
Obat dianggap selayaknya sebuah komiditi barang manufaktur yang dibuat begitu saja, dibeli dimana saja, dan kapan saja. Ketersediaan obat dan harga, menjadi urusan yang lebih penting dibandingkan masalah efek samping yang muncul dari penggunaan obat. Padahal perkembangan pelayanan kefarmasian sekarang sudah berkembang menjadi orientasi baru.
Periode pertama dari pelayanan kefarmasian adalah periode tradisional. Periode ini orientasi utama adalah pembuatan obat baik dari bahan alami atau sintetik untuk menghasilkan produk obat baru yang berkhasiat. Ini adalah zaman munculnya industri farmasi, dimana Apotekernya memiliki kemampuan untuk melakukan penelitian dan memformulasi obat-obat. Namun kajian penggunaan obat, terutama efek yang tidak diharapkan tidak banyak dilakukan, karena yang penting adalah ketersediaan obat yang memiliki efek tertentu.
Periode kedua adalah periode transisional. Periode ini hampir sama dengan periode tradisional, dimana manufaktur obat semakin meningkat, dengan ditemukannya obat-obat baru yang dibutuhkan untuk terapi penyakit yang semakin banyak. Ilmu kedokteran yang semakin meningkat spesialis nya, membuat lingkup diagnosa menjadi semakin detail, dan banyak penyakit yang ditemukan. Berbagai pengembangan formulasi obat, termasuk penemuan-penemuan bentuk sediaan yang berbagai macam dilakukan untuk mengakomodasi perkembangan zaman. Masyarakat semakin menuntut adanya peningkatan pelayanan di bidang kefarmasian, sehingga munculah era farmasi klinik.
Periode ketiga adalah periode farmasi klinik. Periode ini menjadi awal perubahan mindset dunia farmasi dari orientasi produk kepada orientasi pasien. Kajian dan penelitian tentang penggunaan obat banyak dilakukan. Apoteker tidak hanya melakukan dispensing obat, tapi juga berinteraksi dengan pasien dan tenaga kesehatan yang lainnya.
Periode keempat adalah periode pharmaceutical care. Periode ini adalah periode pelayanan kefarmasian di era sekarang, dimana fokus dari dunia farmasi adalah mengawal dan menyelesaikan masalah terkait penggunaan obat. Pharmaceutical care dilakukan dengan 3 konsep yaitu Penilaian, Pengembangan rencana perawatan dan evaluasi.
Pelayanan kefarmasian model pharmaceutical care menjadi salah satu bagian dari health care dimasa ini. Informasi tentang obat yang dibutuhkan masyarakat sebagai senjata dari Apoteker untuk bisa memberikan manfaat. Artinya mulai saat ini, pengetahuan Apoteker mengenai penyakit dan terapinya harus lebih ditingkatkan. bravo farmasis Indonesia...
Best Regards,