“Jauhilah kalian
dari kebanyakan persangkaan, sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa”
(QS. Al-Hujuraat: 12).
“jauhilah
prasangka, karena prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta” (HR.
Bukhari-Muslim).
Kebanyakan orang, termasuk kita sangat suka berprasangka. Beruntung jika mampu berprasangka baik, namun yang lebih sering untuk dilakukan ternyata adalah prasangka negatif. Misalnya ketika sedang menghadapi suatu masalah atau berurusan dengan seseorang, kita sering berprasangka negatif terhadapnya. Kita layaknya orang yang mengetahui masa depan ; bisa menduga apa yang akan terjadi, apa yang ada di hati, dan apa yang ada di pikiran orang lain. Padahal semuanya itu adalah belum pasti.
Prasangka itu merubah mindset, merubah gerak, dan merubah sikap kita terhadap hal yang disangkakan itu. Alhasil karena perubahan itu, maka menyikapinya menjadi keliru dan prasangka itu malah akhirnya menjadi kenyataan. Misal kita menyangka orang lain membenci kita, lalu kita menjadi menjauh darinya, tidak suka padanya padahal dia sebenarnya tidak ada masalah dengan kita. Akhirnya karena sikap kita berubah kepadanya, maka dia malah menjadi benar-benar membenci kita. Itulah fakta dari prasangka.
Itu baru berprasangka dengan makhluk, belum dengan Allah SWT. Sangat sering sekali manusia berprasangka buruk kepada Rabb nya, terutama jika menghadapi masalah hidup. Manusia selalu merasa hidup tidak adil, dan selalu mendapat ujian dari Nya. Padahal Allah SWT mengharapkan setiap manusia untuk mendapatkan segala kemudahan hidup. Ada sebuah hadis muttafaqun'alaih :
Rasulullah bersabda " Allah telah berfirman Sesungguhnya Aku sesuai persangkaan hamba kepadaKu"
Salah satu contoh nyata dari prasangka adalah berpikir negatif. Kita tidak boleh berpikir negatif, sebelum telah tampak memang ada hal-hal yang buruk pada diri suatu hal. Salah satu implikasi dari prasangka buruk adalah fitnah dan menggunjing. Dan hal itu adalah hal yang dilarang juga oleh Allah SWT
Janganlah
kalian menggunjingkan satu sama lain. Apakah salah seorang dari kalian suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik
kepadanya. Bertaqwalah kalian kepada Allah. Sesungguhnya Allah itu Tawwab (Maha
Penerima taubat) lagi Rahim (Maha Menyampaikan rahmat).” [QS
Al Hujurat: 12]
Semoga Ramadhan kali ini, perjuangan kita untuk menahan dahaga dan lapar tidak sia-sia karena kita berprasangka buruk kepada suatu hal..amin
Best Regards,