Ini adalah sebuah renungan dan juga perasaan yang nyata. Kemarin saya orientasi di Instalasi Farmasi rawat inap dan rawat jalan, dimana saya bertugas membantu pelaksanaan dispensing obat. Melakukan dispensing obat itu gampang gampang tidak mudah... karena tidak hanya sekedar menyiapkan obat dari mengambil obat sesuai jenis dan jumlah yang ditentukan, memberikan etiket, memberikan wadah, dan bahkan meracik (jika resepnya racikan). Nah yang bikin sulit itu seringkali adalah kebutuhan akan kecepatan dispensing. Pasien yang menunggu obat seringkali berharap obat akan segera diberikan, dan tentunya itu menuntut orang farmasi bergerak lebih cepat dalam menyiapkan obat. Bagi newbie seperti saya, tentu saya masih terhitung lelet.
Saya kira praktik dispensing hanyalah masalah kebiasaan, orang yang baru pertama kali dispensing dengan yang 5 tahun dispensing pasti beda cerita. Tapi saya kira ada satu hal yang bisa memotivasi kita untuk belaar berdipsensing, tidak hanya cepat..tapi juga benar. Apakah motivasi terbesar ? motivasi terbesar adalah pasien. Loh kenapa pasien ? karena mereka dengan sabar menunggu kita orang farmasi menyiapkan obat untuk mereka sendiri atau kerabat mereka. Tentunya mereka menunggu tidak dengan hati yang riang gembira, bisa jadi sedang kalut, sedih, atau apapun kondisinya. Tidak ada yang bisa menghibur mereka selain kerabat mereka cepat sembuh setelah mendapat obat yang tepat dan benar...lantas siapa yang bisa mewujudkan itu ? kita.
Saya jadi teringat, pernah nonton sebuah anime, judulnya ANGEL BEATS, pemeran utamanya adalah seorang anak laki-laki bernama Otonashi. Dia memiliki hidup yang pahit, dimana dia hanya hidup berdua dengan adik perempuannya yang sayangnya kemudian meninggal karena sakit. Pada suatu saat ketika dia melihat seorang anak kecil tersenyum dengan tulus seraya berterima kasih kepada seorang perawat. Dia kemudian mempunyai perasaan senang melihat senyum tulus orang yang telah dibantu, dan itu membuatnya mulai memikirkan tujuan lannya dalam hidup yaitu membantu orang lain, dan dia bertekad dalam hidupnya ingin mendapatkan dan merasakan senyum tulus seseorang bahagia karena telah dibantu olehnya. Sepeninggal adiknya dia belajar keras untuk kuliah di kedokteran agar bisa membantu orang lain.
Benar... tidak ada yang lebih bahagia melihat kebahagiaan terpancar dari seseorang yang telah kita bantu. Semoga semangat itu bisa menular ke semua orang, termasuk pada saya sendiri.
Best Regards,