Akhir pekan ini saya begitu tunggu-tunggu. Jadwal kerja sampai hari sabtu membuat saya merasa dalam satu minggu waktu berjalan panjang. Karena dulu di tempat kerja sebelumnya, saya hanya bekerja sampai hari jumat. Saya jadi teringat saat saya dulu di tempat kerja sebelumnya karena esok sabtunya libur, kadang saya izin cuti setengah hari di hari jum'at hanya demi mudik hehe.
Akhir pekan di Kota Bandung memang menyenangkan, sayangnya dulu sempat pula ngga betah di kota tersebut, jadi lebih sering mudik ke Bogor daripada keliling kota kembang di akhir pekan. Saya biasanya mudik setelah jam pulang yaitu sekitar pukul 16.00 atau nekat cuti setengah hari yaitu pukul 11.00. Namun jika cuti setengah hari, saya biasanya solat jum'at lalu makan siang dulu di kantor baru pulang. Pulang ke Mess, saya membawa baju ganti seperlunya, laptop dan yang pasti dan wajib bawa....JOYSTIK.
Dari mess, saya naik angkot ke Cimindi, tempat berkumpulnya angkot menuju terminal Leuwipanjang. Saya harus bergegas naik angkot sebelum jam pulang pabrik atau tempat kerja, karena pasti macet sekali menuju kesana. Pernah saya hampir setengah jam di angkot menuju cimindi, padahal jarak mess ke cimindi paling 1,5 km. Pengalaman saya mudik pertama kali justru saat subuh saat bulan puasa, dimana saya berangkat jam 05.00 pagi bareng sama orang mau ke pasar Cimindi. Cukup membayar Rp 2000, dan saya pun sampai (tapi kayaknya sekarang tarifnya 3000-4000).
Sampai di Cimindi saya menyebrang jalan dibawah flyover. Jalan disitu ramai sekali karena merupakan jalan penghubung kota Bandung dengan Kota Cimahi, padalarang dan seterusnya sampai cianjur. Dulu sebelum ada tol cipularang, perjalanan dari jakarta atau bogor ke Bandung melewati jalan ini. Disini tidak perlu bingung tidak ada angkot, karena ada banyak sekali angkot menuju terminal Leuwipanjang, namun jangan sampai salah masuk ke angkot jurusan stasiun Bandung yah hehe. Selanjutnya setelah naik angkot, saya menyusuri rute jalan raya menuju kota Bandung melewati beberapa daerah seperti Cibeureum, Elang (Tempat pemberhentian Damri), Pasir Koja, Kopo, Caringin sampai Terminal Leuwipanjang. Jalan yang saya lewati adalah Jalan Soekarno-Hatta, jalan yang cukup terkenal di Bandung karena merupakan jalan utama di pinggiran kota Bandung. Jalan disini juga kadang lumayan macet dan ramai. Pengalaman saya di rute ini yang menarik saat saya mudik pagi-pagi, saya dicurhatin supir angkot yang kesel sama penumpang dan kehidupan ekonomi di Indonesia dari Elang sampai terminal. Alih-alih saya menanggapi pembicaraan, saya cuma bisa bilang "ohhh, iya... ; ohh..gitu ya pak "... bukan karena saya males ngomong atau apa...tapi karena saya juga tidak tahu persis bapaknya ngomong apa..karena beliau menggunakan bahasa sunda T.T
Sampai di Terminal Leuwipanjang, salah satu dari 2 terminal besar di kota Bandung (selain terminal Cicaheum), melayani perjalanan ke arah barat-utara kota Bandung. Terminal ini lumayan besar dan didominasi bis menuju jabodetabek dan Sumedang. Untuk mudik saya harus naik sebuah bis yang bernama MGI, yang jadwalnya biasanya satu atau 2 jam sekali ada. Biasanya saya pakai yang jam 17.00 (karena jalan macet, pasti perjalanan ke terminal habis 1 jam atau lebih). Saya lebih prefer naik Bis MGI yang jurusan Bandung-Cibinong, karena rute lanjutan saya yang lebih mudah. Perjalanan menuju Bogor melewati Tol Cipularang-Cikunir dan Jagorawi (Tol-tol beken nih hehe). Karena setelah tol jarang sekali berhenti (cuma berhenti 2 kali saja), maka saya biasanya harus banyak persiapan, termasuk beli bekal jajan untuk kuliner di Bis hehe.
Secara fasilitas bis MGI ini termasuk nyaman, dan mantap. Fasilitas bis yang bersih, full AC dan tempat duduk yang nyaman, membuat bis ini selalu penuh. Satu lagi bis ini selalu berangkat sesuai jam berangkat yang sudah ditentukan (ini kerennya), jadi jarang ada adegan nunggu bis penuh kaya kebanyakan bis nongkrong di terminal. Hal yang menarik adalah banyak muda-mudi yang sering mudik ke Bogor di akhir pekan (biasanya anak bogor yang kuliah di bandung) memenuhi bis ini. Lumayan lah, jadi berasa kaya sedang bis darmawisata kampus,,, tidak jarang sebelah tempat duduk adalah orang-orang kece dan stylish hehe bonus... sayangnya saya selalu dalam kondisi lusuh dan kucel (udah kucel, ditambah abis pulang kerja, ditambah perjalanan 1 jam panas, penuh debu dan macet).
Perjalanan melewati tol Cipularang, yang dipenuhi pemandangan pegunungan, sayangnya karena perjalanan itu selalu menjelang gelap, jadi tidak banyak pemandangan yang bisa saya lihat. Biasanya sih saya emang tidur juga, dan tahu-tahu sudah di tol cikampek menuju jagorawi. Kadang kalau lagi ramai, tol cikampek dan jagorawi macet abis dan saya pernah jadi nyampe rumah jam tengah sepuluh malam (capee). Perjalanan bis di tol jagorawi berakhir di exit tol Citeureup, dan saya melanjutkan dengan naik angkot menuju wanaherang. Perjalanan dari citeureup ke wanaherang cukup pendek waktunya, paling 20 menit kalau campur macet. Pernah saya karena macet, supir angkotnya puter balik dan saya harus jalan sejauh 1 Km malam-malam duhh... tapi rasa lelahnya mudik selalu terbayar saat melihat My Father sudah menunggu di pinggir jalan untuk menjemput hehe.
Sampai rumah, disambut seperti seorang pangeran datang dari pengembaraan, tentunya disuguh dengan berbagai hidangan lezat dan hangat (mantapp,,,karena belum makan sejak sore), biasanya saya makan sambil ngobrol dengan orang tua dan juga sambil nonton tivi. Yahh begitulah liburan saya dimulai selama 2 hari malam disana. Karena Minggu saya sudah harus pulang lagi ke Bandung dengan bis yang sama, tapiberangkat dari Cileungsi pukul 15.00.
Begitulah agenda perjalanan mudik saya... hikmahnya saya bekerja di Bandung adalah saya lebih dekat dengan orang tua. Banyak pengalaman saya dari perjalanan Bandung-Bogor bolak-balik ini, dan tidak terbeli sampai kapan pun..pertanyaanya kapan saya melakukan perjalanan ini lagi ? .. akankah bisa mengulanginya lagi? karena memori itu masih teingat kuat, bahkan sore hari saat mudik itu pun saya masih ingat suasananya...
Best Regards,