Siapa yang tidak suka mendengar tutur kata yang baik, penuh sopan santun, dan bikin hati adem ?. Di era modern seperti saat ini, keterampilan berkomunikasi adalah sangat perlu dalam kaitanya berinteraksi sebagai mahluk sosial dan kepentingan atas membangun relasi. Kita tidak bisa membangun jejaring jika kita hanya diam, walau begitu ada banyak sekali orang yang menggunakan ketrampilan berbicaranya justru untuk menyampaikan hal-hal yang melanggar kebenaran seperti berbicara bohong, fitnah, melakukan penipuan dan menimbulkan permusuhan
Padahal uswatun khasanah kita Rasulullah Muhammad SAW, memberikan teladan bagaimana cara berbicara yang baik, tidak hanya pilihan katanya, namun juga makna di dalamnya serta menimbulkan akibat setelahnya. Rasullullah SAW adalah sosok yang fasih berbicara, walaupun sedikit bicara
namun penuh makna, mudah dimengerti, dan tidak menyinggung perasaan
orang yang diajak berbicara. Di masa ini sering kali kita mendengar banyak orang berbicara banyak dan panjang lebar, namun berputar-putar tanpa arah, menggunakan pilihan kata ilmiah yang justru tidak tepat (tepat arti, tepat waktu dan tepat sasaran), dan cenderung mendiskreditkan sesuatu atau seseorang.
Rasulullah SAW, dalam berbicara selalu penuh kebaikan dan kesabaran, termasuk dalam menghadapi kesalahan orang lain. Entah itu kesalahan yang berhubungan dengan dirinya langsung atau tidak. Ketika ada yang salah dan harus dihukum, maka Rasulullah SAW menghukum dengan adil tanpa harus menghinakannya atau mencemoohnya, apalagi di depan umum. Rasulullah SAW selalu meberikan motivasi perbaikan diri kepada orang yang dihukum dan sudah
menyesali kesalahannya, misalnya dengan menyarankannya melakukan taubat. Kenyataan zaman ini, penghinaan dan cemooh pada orang yang salah dikuatkan dengan alasan "memberikan efek jera". Sayangnya justru hal-hal seperti ini terjadi pada saat periode seseorang menjalani masa sekolah atau saat masih kecil. Betapa banyak kejadian seorang anak yang salah, dimarahin habis-habisan oleh orang yang lebih tua, dan teman-teman yang lain menertawakannya sehingga membuatnya malu. Padahal walaupun ini tidak hanya memberikan efek jera, tapi efek sampingnya adalah dapat menimbulkan perasaan sakit hati, mental down, dan keinginan melakukan hal yang sama jika ada orang lain mendapatkan nasib yang sama. Sungguh memprihatinkan.
Rasulullah SAW tetap mempertahankan cara berbicara yang sabar, meskipun saat menghadapi masalah. Beliau tidak pernah tidak menyalahkan siapapun, apalagi menghujat Allah SWT jika mendapat musibah, dan yang beliau lakukan hanyalah melakukan introspeksi dan memperbaiki diri sambil bersabar. Bersabar menurut Rasulullah SAW tidak ada batasnya, karena hanya diri seseorang yang membatasinya. Meskipun dihadapkan dengan perilaku orang lain yang membuat emosi tinggi, tapi Beliau hanya menanggapinya dengan tenang, sabar, berbicara dan mengklarifikasi seperlunya dan sebenar-benarnya (jika itu tentang fitnah dari orang lain), dan mendoakannya agar tersadar dan mendapat hidayah dari Alloh SWT. Sesungguhnya, jika seseorang bersabar dan mendiamkan hinaan atau kata-kata menyakitkan hati dari orang lain, maka orang yang sabar itu layaknya sedang menyiapkan bara api neraka untuk orang yang menghinakannya. Kita tidak perlu memikirkan cemoohan orang lain, karena itu adalah opininya, dan tidak memberikan pengaruh apapun pada kita, justru omongannya membuat dia harus berurusan dengan Alloh SWT atas dosanya. Berkatalah yang baik atas orang yang sudah meninggal, kecuali untuk
penulisan sejarah, boleh ditulis sewajarnya berdasarkan fakta yang ada.
Berbicara tentang orang yang sudah meninggal pun Rasulullah SAW selalu berbicara yang baik-baik saja. Beliau hanya memberikan keterangan seperlunya sesuai fakta yang sebenarnya. Kepada ahli waris dan bukan ahli waris nya, dan apabila bertemu dengan orang fakir-miskin, berbcara kepada mereka dengan baik, membantu tanpa perlu menghinakannya. Jika harus berdebat dengan orang laim, gunakan kata-kata yang baik, dan cara yang paling baik. Dan yang menarik, saat berbicara dengan lawan jenis, gunakan kata-kata yang baik (terutama saat akan meminangnya).
Best Regards,