Saya akan menyampaikan pendapat saya mengenai kecintaan kepada ilmu. Saya menyukai ilmu pengetahuan, karena dengan ilmu saya akan tahu banyak hal, dan saya tahu bagaimana cara menghadapi berbagai masalah dalam hidup. Ilmu akan membuat kedudukan seseorang menjadi lebih baik di mata masyarakat, dan diangkat derajatnya oleh Alloh. Karena itu saya sangat menyukai ilmu pengetahuan.
Bisa mengetahui banyak hal bagi saya akan memberikan sebuah kepuasan tersendiri. Bukan dalam konteks mengungguli seseorang dalam bicara karena unggul wawasan, tapi karena kemampuan memberikan informasi kepada orang lain sehingga mereka terbantu yang menjadi poin penting. Saya merasa gembira jika dengan pengetahuan saya, saya bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh orang lain.
Dalam perkembangannya, tiada cara yang lebik baik untuk mendapatkan ilmu pengetahuan daripada belajar. Saya menyukai belajar, dan jujur saya saya suka diajari, dan saya tertarik mengajari orang lain. Tapi jaman sekarang, konteks diajari dan mengajari orang menjadi sebuah kalimat yang tabu, karena justru dapat menimbulkan kebencian karena ketidaksukaan untuk diajari dan mengajari.
Seseorang menjadi tidak suka terhadap suatu ilmu, kadang bukan karena ilmunya. Tapi karena cara menyampaikan ilmunya yang tidak tepat. Maksud dari tidak tepat adalah cara menyampaikan yang tidak jelas, cara menyampaikan yang berputar-putar, atau penambahan perilaku pengajar yang tidak sesuai dengan esensi pengajaran. Misal, pengajarnya megajar tapi sambil marah-marah, menghina, galak, atau dengan bentuk negative attitude lain, yang membuat yang diajar marah, kesal, terhina, terpojokkan, takut dan ujungnya adalah tidak menyukai "sesuatu yang diajarkan itu".
Tolong baget bagi siapapun yang mengajarkan apapun kepada siapapun, ikhlaslah mengajar, dan perluaslah kecintaan kalian terhadap ilmu kepada orang lain, sehingga mereka juda mencintai ilmu yang kamu cintai seperti dirimu, bukankah jika kamu mencintai ilmu, kalian akan senang bila banyak orang lain mencintai ilmu mu ?... Ini adalah paradigma saya jika saya bertemu dan diberi kesempatan dengan siapapun, khususnya para Apoteker muda. Saya sama sekali tidak tertarik untuk menjadi Farmasis galak, yang mengajar dengan penuh rasa takut, menjadi farmasis yang ribet tidak bisa diajak bercanda, atau menjadi farmasis yang suka marah-marah. Walaupun manusia kadang termotivasi karena perendahan orang, tapi manusia bukankah lebih senang lagi jika mendengar kata motivasi ?.
Best Regards,