Beberapa waktu yang lalu, saya pernah dikomentarin seseorang kalau cara saya berbicara terlalu lemah lembut. Pernah juga dibilang oleh teman PKPA kalau saya termasuk orang yang halus (untuk bukan makhluk halus a.k.a ghaib ><). Benarkah seperti itu ?
Saya memang dilahirkan di keluarga yang alhamdulillah mampu mendidik dan memberikan pengajaran mengenai sopan santun. Saya diajarkan untuk berbicara dengan tutur kata yang baik, sopan santun, tidak menyakiti hati orang lain. Bagi saya itu adalah suatu hal yang sangat luar biasa, dimana seseorang diajari cara berkomunikasi yang beradab pada sesama. Tapi karena saya yang tidak maksimal menyerap ilmu itu, jadi malah kadang takut berbicara, atau jadi canggung berbicara dengan orang lain karena khawatir menyinggung perasaan lawan bicara.
Saya memang dilahirkan di keluarga yang alhamdulillah mampu mendidik dan memberikan pengajaran mengenai sopan santun. Saya diajarkan untuk berbicara dengan tutur kata yang baik, sopan santun, tidak menyakiti hati orang lain. Bagi saya itu adalah suatu hal yang sangat luar biasa, dimana seseorang diajari cara berkomunikasi yang beradab pada sesama. Tapi karena saya yang tidak maksimal menyerap ilmu itu, jadi malah kadang takut berbicara, atau jadi canggung berbicara dengan orang lain karena khawatir menyinggung perasaan lawan bicara.
Bagi saya, berbicara lemah lembut itu tidak ada hubungannya dengan kelemahan apapun. Berbicara lemah lembut adalah soal siapa yang menjunjung tinggi kesopanan dan etika. Berbicara lembut bukan soal tidak tegas seperti kebanyakan pendapat orang. Banyak lelaki atau wanita yang merasa sudah hebat, sering mempraktekkan bicara nada tinggi, kemudian mereka memandang rendah orang yang berbicara lemah lembut, NO..! they are absolutely fault !!, bahkan asal mereka tahu Rasul mereka adalah orang yang paling bicaranya lemah lembut diantara yang lain.
Kita tidak pernah tahu kapan bicara kita akan menjadi bumerang, atau menjadi api, atau bahkan menjadi embun yang sejuk bagi orang lain. Jadi Rasulullah Muhammad SAW,mengajarkan kita : "jika tidak bisa bicara baik, maka diamlah". Banyak orang bilang setiap orang memiliki cara berbicara masing-masing, dan bisa jadi cara berbicaranya tidak memungkingkan untuk bertutur kata lembut, tapi saya pikir,, masa iya ada orang yang tidak bisa lembut ?...sebenarnya sih ada...Fir'aun adalah orang yang bertabiat kasar, lagi keras. Apalagi didukung dengan posisi dia sebagai raja yang berkuasa....wah pokoknya secara kasat mata sangat sulit untuk melawannya, namun Nabi Musa A.S, tetap diminta oleh Alloh SWT untuk mendakwahinya, walaupun Beliau punya rasa takut. Bahkan Allah berfirman seperti ini
MasyaAllah, artinya kata-kata lembut sebenarnya adalah sebuah kekuatan bagi seseorang dalam berkomunikasi...Sampai Alloh saja berfirman untuk berkata lemah lembut. Pantas saja Rasulullah sangat mulia, dan mampu memberikan teladan pada banyak orang sehingga mampu menginspirasi mereka, karena mampu berkomunikasi dengan lemah lembut kepada orang lain, baik kawan maupun orang yang membenci sehingga berbalik menyukai. Jadi bagi yang merasa mampu berkata dengan nada tinggi (yang keliru disebut tegas oleh mereka), apakah mampu berkata lemah lembut adalah kelemahan ? BIG NO .
Best Regards,
Kita tidak pernah tahu kapan bicara kita akan menjadi bumerang, atau menjadi api, atau bahkan menjadi embun yang sejuk bagi orang lain. Jadi Rasulullah Muhammad SAW,mengajarkan kita : "jika tidak bisa bicara baik, maka diamlah". Banyak orang bilang setiap orang memiliki cara berbicara masing-masing, dan bisa jadi cara berbicaranya tidak memungkingkan untuk bertutur kata lembut, tapi saya pikir,, masa iya ada orang yang tidak bisa lembut ?...sebenarnya sih ada...Fir'aun adalah orang yang bertabiat kasar, lagi keras. Apalagi didukung dengan posisi dia sebagai raja yang berkuasa....wah pokoknya secara kasat mata sangat sulit untuk melawannya, namun Nabi Musa A.S, tetap diminta oleh Alloh SWT untuk mendakwahinya, walaupun Beliau punya rasa takut. Bahkan Allah berfirman seperti ini
فَقُولا لَهُ قَوْلا لَيِّنًا
Artinya, “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir’aun) dengan kata-kata yang lemah lembut.” (QS. Ath Thaha: 44)MasyaAllah, artinya kata-kata lembut sebenarnya adalah sebuah kekuatan bagi seseorang dalam berkomunikasi...Sampai Alloh saja berfirman untuk berkata lemah lembut. Pantas saja Rasulullah sangat mulia, dan mampu memberikan teladan pada banyak orang sehingga mampu menginspirasi mereka, karena mampu berkomunikasi dengan lemah lembut kepada orang lain, baik kawan maupun orang yang membenci sehingga berbalik menyukai. Jadi bagi yang merasa mampu berkata dengan nada tinggi (yang keliru disebut tegas oleh mereka), apakah mampu berkata lemah lembut adalah kelemahan ? BIG NO .
Best Regards,