Menyadari diri sebagai seorang farmasis, saya memiliki tanggung jawab profesi sebagai yang terdepan dalam mengurusi semua hal yang berkaitan dengan obat. Obat adalah komoditi kesehatan yang utama dalam dunia kesehatan. Tanpa obat, bisa jadi diagnosa akurat dokter, atau pelayanan asuhan keperawatan yang terampil dan maksimal tak akan berarti apa-apa kepada pasien.
Ekspetasi masyarakat terhadap obat sangat tinggi. Masyarakat berharap mereka mendapat obat yang mampu menyembuhkan penyakit mereka dengan tuntas, cepat, dengan harga terjangkau tanpa menimbulkan efek samping. Sebuah harapan manusiawi yang menjadi idaman semua orang, termasuk para farmasis juga ketika sakit. Kenyataannya obat memiliki waktu kapan mereka mulai berefek, atau berefek maksimal, obat membutuhkan waktu untuk melawan penyakit, memiliki harga yang kadang tinggi dan kadang memiliki efek samping yang tidak diharapkan pasien.
Peran Farmasis adalah memberikan informasi serta melakukan apapun agar kenyataan dari obat itu tidak begitu menyakiti pasien. Obat tidak bisa sekejap mata mampu menghilangkan rasa sakit, namun farmasis mampu menjelaskan kapan obat itu bisa mulai berefek kepada pasien, sehingga memberikan motivasi untuk bersabar. Pasien tidak bisa membeli obat karena harganya mahal, maka farmasis bisa memberikan rekomendasi obat lain yang memiliki zat aktif yang sama dengan harga yang lebih terjangkau. Obat dengan zat aktif yang sama memiliki efek yang sebenarnya sama walaupun harganya beda. Kemudian pasien takut mendapat efek samping dari suatu obat, maka faarmasis mampu menjelaskan efek samping paling sering yang mungkin terjadi kepada pasien dari obat tersebut, berikut cara mengatasi dan tindak lanjut jika benar-benar terjadi. Setidaknya farmasis selalu memikirkan rekomendasi bagi setiap permasalahan. Tinggal yang diberi rekomendasi, berkenan atau tidak.
Farmasis mungkin tidak turun langsung dalam berinteraksi melakukan tindakan kepada pasien. Farmasis hanya berdiri pada semua yang berhubungan dengan obat. Farmasis menyadari dan menghormati kewenangan tenaga kesehatan yang lain, karena tenaga kesehatan adalah sebuah kesatuan yang saling bahu-membahu mewujudkan kesembuhan pasien. Bukankah indah hubungan antar profesional yang seperti itu ? tidak ada yang paling dalam sebuah tim ? kita semua hanya makhluk Allah yang tidak berdaya tanpa izinNya. Dialah yang memberikan para mahkluk lemah ilmu, sehingga bisa ini dan bisa itu. Pantaskah kemudian menyombongkan diri ?.
Farmasis terus memperbaiki diri, terus berupaya yang terbaik, menuju pelayanan kefarmasian yang terbaik
Best Regards,