Saya dulu tidak suka berpikir terlalu detail, kalau berbicara penginnya berpikir makro, berpikir konsep, gambaran besar. Memang ada baiknya juga berpikir seperti itu. Kalau kata orang-orang sih, kalau mampu berpikir seperti itu berarti punya pola pikir pemimpin, ketua, manajer, atau apapun itu. But, berpikir besar tidak akan ada artinya jika kita tidak tahu mengenai hal kecil, hal teknis, hal detail. Jika memaksakan hal besar tanpa memperhatikan hal kecil, apa yang terjadi ? kesulitan akan muncul.
Saya pernah mencoba keukeuh memperhatikan hal besar saja dalam sebuah pekerjaan. Saya abaikan detail pekerjaan teknis, dengan alasan itu sudah jadi bagian dari orang lain yang memang bagiannya sudah menjadi pekerja teknis. Namun ketika mereka menemukan problem, dan kemampuan dan pemahaman mengenai teknis saya tidak lebih baik dari mereka, lantas siapa lagi yang bisa dijadikan referensi dalam menghadapi permasalahan teknis yang justru lebih sering muncul dalam pekerjaan sehari-hari ?
Saya pernah mencoba keukeuh memperhatikan hal kecil saja dalam seuah pekerjaan. Saya abaikan bagaimana saya harus bersikap dan berpikir besar. Namun yang terjadi detail teknis membuat saya terjebak tidak bisa lepas dari rutinitas. Saya tidak bisa menggunakan otak saya untuk berkreativitas menciptakan sebuah konsep. Saya hanya melakukan kegiatan berulang, dan tentu itu tidak menimbulkan perbaikan berarti.
Pernah saya diajari oleh mantan manajer saya, kira kira begini "jika kamu ingin maju, berpikirlah layaknya orang yang posisinya diatasmu, namun ketahuilah apa yang kamu lakukan sedetail orang yang ada dibawahmu". Kata-kata ini yang sempat membuat saya tersadar bahwa beginilah cara untuk bisa melakukan continous improvement yang bagus. Kondisi saat ini, saya sepertinya sedang lupa pernah diberi nasehat seperti ini, sehingga mumpung ingat saya tuliskan kembali disini agar menjadi memorable notes yang bisa menjadi nasehat yang berharga.
Belajarlah dengan pola pikir yang luas, dan sedetail mungkin. Itu akan memberi manfaat...
Best Regards,
