Dear All,
Menulis di Blog, sebenarnya bisa dibilang gampang bisa dibilang mudah (sama saja dong ?), ya karena tinggal nulis saja apa yang kamu ingin tulis. Sebatas apa yang ditulis tidak mengandung konten yang buruk dan isinya bertanggung jawab, saya kira menulis di blog pun menjadi salah satu kegiatan yang positif. Tapi ternyata kalau saya lihat, banyak sekali blog yang isinya curhatan blogger nya... hmmm seperti blog saya ini hehe.
Kebiasaan curhat dengan orang lain dimulai dari era curhat langsung ke teman atau sahabat, era nulis diary (yang terkenal adalah kata-kata dear diary) sampai era curhat via sosmed. Mungkin jarang sekali yang curhat sama keluarga atau orang tua, terutama kalau yang bermasalah para anak-anak muda. Sangat sering saya (eh kok saya...).. maksudnya banyak user sosmed memajang status-status kegalauan di profil mereka. Dari era Facebook yang sangat terkenal, dimana tiap orang bisa posting kegalauan mereka semenit sekali, membuat narasi drama kehidupan galau (kehidupan cintanya) sampai seperti kisah bersambung, sampai memperkuat identitas diri dengan username yang menyedihkan dan memperkuat kegalauan (apa yang kamu rasakan jika melihat ada seseorang memiliki nama ciiimoetz Quehselaluterzakitti inginhilangingatan ? ).
Era twitter yang lebih meminimalisir huruf untuk dijadikan status, setidaknya sedikit mengurangi narasi kegalauan...meskipun nyatanya, kegalauan berubah bentuk dari status atau tweet, menjadi hashtag ( #), pernah lihat ? misal "Ternyata begitu ya... (tweetnya sih cuma gini, tapi belakangnya ?) #cukuptau #mendua #jahat #kamutega #sakithati ".. Nahh sama saja jika hashtagnya ada 20 an keyword kegalauan. Sedangkan di Path dan BBM, setidaknya masih better lah, status kegalauan bisa lebih minimal lagi, karena paling-paling ekspresi galau cuma sebatas "sedang mendengarkan blablabla (judul lagu galau dan penyanyinya ), atau sekalimat galau "ada yang bikin emosiiiiiiiiiiii", sering lihat?
Blog sebagai salah satu bentuk media sosial, juga sangat rentan dijadikan sebagai sarana kegalauan, apalagi dengan pesona posting yang bisa banyak huruf, bisa-bisa cerita kegalauanmu benar-benar bisa dijadikan cerita bersambung, atau bahkan kalau dilirik penulis naskah bisa dijadiin kisah FTV hehe. Saya kira curahan hati di blog sama saja sepeti curahan hati di medsos, tinggal bagaimana para blogger mengolahnya, tidak hanya sebagai publikasi masalah hati, tapi sebagai sarana introspeksi diri. Satu lagi yang perlu diolah adalah gaya bahasanya tentunya hehe.
Blog memang diciptakan untuk bisa digunakan siapapun, termasuk oleh orang awam yang bukan penulis sekaliber J.K Rowling. Namun blog memang bisa dijadikan sebagai tempat curhat pribadi kita. Mungkin blog memang tidak se secret curhat di diary , namun yang jelas kadang kita bisa setting privasi dari postingan kita yang pengin dilihat oleh diri sendiri.. Memang sih itu kurang asik karena pada dasarnya blog adalah tempat untuk berbagi, tapi jika perasaan kita merasa lebih baik, setelah tertuang dalam tulisan, why not ?. Kemudian curhat di blog malah akan memberikan peningkatan kreatifitas kita, lebih dari sekedar kreatifitas membuat username galau.
Menulis di blog, tentunya dengan kemudahan bisa adding gambar, video atau media yang lain, akan lebih meningkatkan ilustrasi curhatanmu daripada sekedar kalimat galau. Pilihan huruf yang tidak dibatasi, membuat kita bisa berpikir bagaimana curhatan kita bisa dibentuk sebagai sarana muhasabbah, minimal bisa dibaca dengan sudut pandang yang lebih baik dibandingkan status depresif. Banyak para blogger menulis curhatannya yang termodifikasi menjadi kalimat-kalimat yang lebih bisa berpikir, dan justru malah membuat sebuah karya yang menginspirasi. Tentunya kita tidak akan sadar, dengan pemilihan kata yang baik, maka kita akan bisa melihat gambar besar sebuah masalah dan akan menginspirasi orang. Menarik kan ?
Lalu bagaimana bisa membuat curhatan yang seperti itu, satu-satunya adalah dengan belajar memulai, lalu tuliskanlah dengan menggunakan pilihan kata yang baik, jangan seekspresif orang buat status di facebook atau medsos lain yang menggunakan ejaan yang dilebaykan. Tidak sadar, kita bisa melihat sudut pandang lain dari masalah kita.
Jadi, apakah curhat di blog itu alay ? tentu tidak, curhat dimanapun itu boleh termasuk medsos pun boleh saja selama...konten bertanggung jawab, taat peraturan dan menggunakan kata-kata yang baik. Tapi tentunya bila masalah yang sangat privasi, akan lebih baik curhat kepada Yang membuat hidup, bukankah begitu ?
Best Regards,