Dalam pekerjaan saat ini, saya sedang membuat project di luar rutinitas pekerjaan sehari-hari. Saya belajar dari tempat bekerja yang dulu, jika kita ingin berkembang dalam pekerjaan kita, lakukanlah hal baru di luar rutinitas kerja, misal membuat project untuk meningkatkan kualitas pekerjaan, baik itu membuat sesuatu hal yang baru maupun mengembangkan sesuatu yang sudah ada. Ditempat kerja yang dulu saat masih baru-barunya masuk sebagai staff baru, saya juga menggarap sebuah project tentang labelling machine.
Labelling adalah melakukan penandaan terhadap suatu hal, agar ada kemudahan seseorang untuk memahami sesuatu yang diberi tanda itu. Ini merupakan sebuah implementasi dari konsep 5 R yaitu Ringkas, Rajin, Resik, Rapi, dan Rawat.5 R adalah sebuah konsep dan metode yang dikenal membantu meningkatkan efektivitas dan efesiensi di dunia kerja, sehingga banyak digunakan dalam environment managing di skala industri. Jadi project ini memang tidak seremeh sekedar kegiatan tempel-menempel kertas label saja, tapi harapannya adalah memiliki output yang nyata bahkan sampai pada level zero defect and error outcome (nol kesalahan).
Saya dulu membuat labelling SOP (standar operating procedure) pemakaian mesin produksi obat yang diringkas menjadi bahasa yang lebih mudah dipahami (dalam bentuk skema kerja), kemudian label itu ditempel di badan mesin, dengan tujuan memberikan pemahaman dan pengingat bagi para operator mesin atau bukan operator mesin (misal karyawan baru, atau operator pengganti) untuk menggunakan mesin sesuai standar pemakaian dan kemanan yang ada. Dalam proses pembuatannya, saya mengkombinasikan SOP dengan cara pemakaian sehari-hari para operator (sekaligus checking tingkat pemahaman mereka mengenai SOP pemakaian mesin, apakah mereka sesuai prosedur ? atau byepass prosedur ? atau malah SOP nya yang salah). Tidak jarang para operator justru menyampaikan kalau prosedur di SOP terlalu berbelit-belit, atau ada juga operator yang menyederhanakan prosedur karena menilai prosedurnya terlalu panjang. Sehingga mereka menggunakan cara mereka sendiri dalam keseharian praktis. Label selalu diletakan di tempat yang terjangkau oleh personil, ataupun orang asing (terutama jelas dari pandangan mata dan mendapat pencahayaan yang cukup). Tujuannya agar mereka bisa melihat standar pemakaian mesin dengan jelas.
Saya dulu membuat labelling SOP (standar operating procedure) pemakaian mesin produksi obat yang diringkas menjadi bahasa yang lebih mudah dipahami (dalam bentuk skema kerja), kemudian label itu ditempel di badan mesin, dengan tujuan memberikan pemahaman dan pengingat bagi para operator mesin atau bukan operator mesin (misal karyawan baru, atau operator pengganti) untuk menggunakan mesin sesuai standar pemakaian dan kemanan yang ada. Dalam proses pembuatannya, saya mengkombinasikan SOP dengan cara pemakaian sehari-hari para operator (sekaligus checking tingkat pemahaman mereka mengenai SOP pemakaian mesin, apakah mereka sesuai prosedur ? atau byepass prosedur ? atau malah SOP nya yang salah). Tidak jarang para operator justru menyampaikan kalau prosedur di SOP terlalu berbelit-belit, atau ada juga operator yang menyederhanakan prosedur karena menilai prosedurnya terlalu panjang. Sehingga mereka menggunakan cara mereka sendiri dalam keseharian praktis. Label selalu diletakan di tempat yang terjangkau oleh personil, ataupun orang asing (terutama jelas dari pandangan mata dan mendapat pencahayaan yang cukup). Tujuannya agar mereka bisa melihat standar pemakaian mesin dengan jelas.
Di tempat bekerja yang baru, saya juga membuat project, dan project pertama saya adalah tentang labelling juga. Tapi disini saya tidak membuat labelling tentang protap atau SOP penggunaan mesin, kenapa ? karena tidak ada mesin disana hehe. Adanya hanya kulkas, AC, dan pintu... tentu saya tidak akan membuat SOP Menyalakan AC hehehe, (jika itu terjadi, saya bingung labelnya tempel dimana ? di tembok atau di remot ? *niatbangetmikir). Di ruangan saya hanya lemari atau rak berisi obat dan alat kesehatan. So tentu yang saya lakukan adalah membuat labelling nama obat dan alkes itu. is it simple ? yups... lantas kenapa harus saya beri label ? karena pada dasarnya konsep dari penyimpanan obat adalah JELAS penandaan, dan disimpan SESUAI dengan SYARAT PENYIMPANAN agar memiliki kualitas yang terjaga. Tujuan dari jelas penandaan adalah mencegah dispensing error, yang biasanya adalah salah ambil obat (karena obat nya tidak jelas tandanya). Nah kalau yang diambil salah adalah obat yang High Alert Medication atau obat yang perlu perhatian kusus (salah kasih obat, nyawa jadi taruhan) kan bisa berbahaya. Jadi saya harus PASTIKAN tidak ada salah pengambilan obat dengan memberikan penandaan SEJELAS mungkin terhadap item obat dan alat kesehatan.
Labelling dimulai dengan pemberian label nama obat. Label saya bedakan antara obat dan alat kesehatan dengan warna kertas yang berbeda. Kemudian saya berikan nama obat di label dengan nama generiknya berikut dilengkapi dengan nama dagangnya. Selanjutnya dilengkapi dengan kekuatan sediaan plus bentuk sediaan (apakah injeksi, tablet, syrup). Lalu buat label khusus untuk obat-obat yang termasuk kategori LASA (Look alike sound alike / terlihat dan terdengar mirip)... seperti ASAM mefenamat dan ASAM traneksamat, yang terlihat dan terdengar mirip bagi orang-orang yang sedang hilang konsentrasi. Padahal obatnya beda efek. Kemudian buat juga label khusus yang ditempel di kemasan terluar dan kemasan terdalam obat untuk obat-obat yang termasuk golongan High Alert Medicine. Obat-obat ini harus dipisahkan penyimpanannya dari obat-obat yang lain, kemudian berikan tanda bahwa lokasi penyimpanan tersebut adalah lokasi penyimpanan obat High Alert.
Efek paling kerasa saat saya membuat project ini adalah, penyimpanan menjadi lebih rapi, tertata, dan memudahkan saya pribadi untuk mencari item obat dan alkes. Tapi yang lebih penting, pasti saya berharap labelling ini mampu mencegah dan menghilangkan potensi Medication and dispensing error. Aminn
Best Regards,