Saya selalu merasa khawatir terhadap apa yang belum terjadi. Padahal ketakutan terhadap masa depan itu tidak baik, karena akan menimbulkan pikiran dan emosi yang negatif, dan juga prasangka yang tidak baik. Apalagi jika saya melihat dari sisi kesulitan dan masalah yang akan dihadapi dari suatu hal, maka acapkali nyali akan mengecil dan semangat menjadi goyah. Saya rasa tidak hanya saya yang sering merasakan hal ini, pertanyaanya adalah...benarkah merasa seperti ini ?
Sebagai manusia yang memang diciptakan lemah, saya kira perasaan ini manusiawi. Yang jadi tidak benar adalah perasaan ini berlarut-larut sehingga membuat seseorang menjadi berlemah hati, down dan ketakutan dalam bertindak. Padahal yang terjadi jika seseorang tidak bertindak dalam menghadapi masalah, selamanya dia tidak akan tahu kenyataan yang menunggu di depanya, atau justru dia tidak tahu bahwa akan kemudahan dan kebahagiaan yang ada di belakangnya. Selamanya dia hanya akan membayang-bayangkan dan otaknya penuh dengan ketakutan.
Sejatinya manusia diciptakan untuk berusaha, masalah mengalami kegagalan atau keberhasilan itu adalah urusan Alloh, jika kita sudah berusaha semaksimal mungkin. Lagipula sebenarnya tidak perlu takut akan kegagalan, kenapa ? karena sebenarnya tidak ada kata gagal, yang ada hanya SUKSES atau BELAJAR... Gagal hanya terjadi jika kita menyerah dan berhenti berusaha. Kesuksesan adalah masalah waktu, dan perpaduan dengan doa, usaha dan tawakkal. Banyak orang sukses di dunia ini beranjak dari kegagalan yang dia dapatkan berkali-kali, sampai menuju keberhasilan yang gemilang.
Kenapa saya menulis ini ? saya hanya sedang menyemangati diri sendiri, yang selalu merasa penuh beban dalam menghadapi sesuatu yang baru. Padahal kalau mau belajar dari pengalaman, saya teringat saat pertama-tama harus beradaptasi di tempat kerja yang dulu. Saya teringat sedikit kesulitan beradaptasi dengan lingkungan kerja, terutama saat saya harus mempelajari mesin-mesin industri. Saya juga harus mempelajari mekanisme proses, mempelajari teknik industri, dan mempelajari manajerial dan komunikasi terhadap orang lain dalam satu waktu, lagipula saya dituntut untuk cepat bisa membuat keputusan...keputusan yang mengharuskan saya mengetahui kondisi pekerjaan yang matang.
Teringat pula bagaimana saya harus pulang telat hanya untuk belajar mengenai pekerjaan, pulang ke mess harus belajar SOP. Harus sering turun ke lapangan, berinteraksi dengan karyawan, tidak hanya mengetahui bagaimana pekerjaan dilakukan tapi menyelami karakter masing-masing. Disisi lain sebagai anak yang baru merantau, saya harus dihadapkan memenuhi semua kebutuhan sendiri dengan segala manajemen diri yang tentunya harus dan mau tidak mau butuh disiplin. Acapkali saya ditegur karena belum tahu ini itu baik oleh atasan, sejawat atau bawahan hehe, rasanya banyak banget yang harus segera diketahui, tapi rasanya semua itu awalnya bukan sebagai kewajiban tapi sebagai beban.
Lantas yang terjadi selanjutnya adalah, usaha saya mulai membuahkan hasil. Saya mulai sedikit mengetahui mengenai lapangan pekerjaan saya, saya mulai banyak kenal dan menjalin pertemanan dengan sejawat. Saya mulai bisa berinteraksi, berbicara lama, bercanda dan bahkan berbicara lebih dalam dengan karyawan saya. Saya mulai mengetahui background masing-masing, bagaimana menyikapi mereka, bagaimana bekerja dengan mereka. Sampai pada akhirnya, saya berat untuk meninggalkan tempat kerja saya, karena saya sudah menikmatinya... kenapa saya bisa beruba seperti itu ?...Semua adalah karena usaha, doa, dan waktu yang membawa kita menuju masa-masa setelah kesulitan ada kemudahan. Bukankah janji Alloh itu nyata ?
Saya saat ini sedang menghadapi sesuatu yang baru...lalu saya seperti lupa bagaimana harusnya hidup positif itu bisa dilakukan ? kenapa saya tidak belajar dari pengalaman ?, kenapa saya harus meragukan janji Tuhan ?... baiknya saya harus melepaskan semua beban itu... agar menjalani semuanya dengan lebih baik. Mudah-mudahan saja bisa menjadi lebih baik..Aminn
Best Regards,