Kali ini saya ingin menyambung sebuah cerita tentang KKN yang saya alami dulu, dari postingan sebelumnya yang berjudul KKN Stories : INTRO. Waktu itu setelah saya dan tim mendapatkan desa penempatan, kami berencana untuk melakukan survey pendahuluan ke desa tersebut. Tujuan dari survey itu adalah untuk mengetahui medan, suasana dan kondisi dari desa tersebut. Sekalian kami ingin bertemu dengan Kepala desa untuk memperkenalkan diri dan bersilaturahmi.
Salah satu temanku kebetulan tinggal di kabupaten yang sama dengan desa tempat KKN kami. Sehingga dia semacam menjadi penunjuk jalan alias guide tour kami dalam perjalanan. Usut punya usut, ternyata tempat KKN kami tidak jauh letaknya dari Ibukota Kabupaten, bahkan 15 menit dari alun-alunnya. Sebuah keberkahan tersendiri karena belum apa-apa kami sudah berencana mau jalan-jalan hehehe.
Setelah sampai, kami langsung menemui pak kepala desa di rumahnya, dan alhamdulillah beliau adalah orang yang baik hati dan mempunyai itikad menerima kami dengan baik. Jadi tidak ada kekhawatiran bagi kami untuk menjalankan KKN di desa tersebut. Kami pun juga berusaha menggali ide dan sekilas informasi apapun tentang desa tersebut, terutama yang berkaitan dengan problem-problem yang masih ada di kehidupan desa tersebut, karena itu terkait dengan kami yang akan membuat program kerja tentatif.
Program kerja tentatif adalah program kerja sementara yang dibuat dari hasil survey pedahuluan dan kuisioner yang berisikan kondisi lokasi KKN beserta permasalahan yang ada didalamnya. Alhamdulillah, tampaknya desa kami cukup adem ayem, terbukti tidak ada masalah yang disampaikan dalam kuisioner atau saat survey, dan mereka hanya ingin ada peningkatan di bidang pendidikan dan kesehatan lingkungan. Saya kira itu sangat memudahkan kami dalam membuat Proker yang tidak njlimet.
Pasca Survey, kami sekelompok menyusun Proker Tentatif kami dan harus dikonsultasikan dengan dosen Pembimbing. Waktu itu pembimbing kami dari fakultas Pertanian, seorang dosen wanita senior yang tegas, namun baik hati. Banyak sekali bimbingan dan motivasi yang beliau berikan kepada kami, terutama kepada saya sebagai koordinator 4 desa. Kepercayaan beliaulah yang membuat saya berani dan yakin akan tugas dan tanggung jawab ini. Padahal sebelumnya, saya hanyalah seorang mahasiswa follower biasa hehe.
Hari H pun datang. H-1 saya dan teman sudah membawa barang-barang yang akan dibawa dengan taxi barang ke lokasi KKN, dengan tujuan biar hari H kita tidak kerepotan bawa barang. Kami naik kendaraan bermotor rame-rame, untuk menuju ke pendopo Kabupaten, mendengarkan penerimaan, sambutan dan pengarahan dari Bapak Bupati. Kemudian menuju ke Kantor kecamatan untuk mendapatkan hal yang sama sebelum akhirnya dilepas ke desa masing-masing.
Hari pertama kami gunakan untuk beradaptasi dengan mengenal lingkungan sekitar, batas-batas desa, sekaligus membuat tanda arah menuju posko KKN kami, karena ini adalah hal yang wajib dilakukan sebagai penanda. Kemudian teman saya dsudah mempersiapkan penanda dari rumahnya dan tinggal pasang. Kami pun akhirnya menikmati hari pertama dengan jalan-jalan di desa. Banyak warga yang terlihat bertanya-tanya siapakah kami, terutama karena kami menggunakan jas almamater. But kami yakin suasana kaku ini akan segera cair dalam 2 bulan kedepan.
Desa ini adalah sebuah desa yang tidak terlalu luas, dan mungkin yang terkecil diantara desa-desa lain di kecamatan tersebut. Kebanyakan penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, sedangkan anak-anak mudanya bekerja di berbagai pabrik atau industri lokal. Desa ini bagi saya sangat tenteram, dan adem ayem. Dengan lokasi yang tidak terlalu luas, wilayahnya sangat terjangkau hingga ke pelosok. Dari sisi fasilitas, desa ini mempunyai desa dan masjid yang terakses mudah. Ada juga puskesmas pembantu, playgroup, TK dan TPA di desa ini, walaupun cuma ada satu masing-masing.
Demikian cerita awal kehidupan KKN kami, terkenang masa-masa itu...4 tahun yang lalu.
Best Regards,
Program kerja tentatif adalah program kerja sementara yang dibuat dari hasil survey pedahuluan dan kuisioner yang berisikan kondisi lokasi KKN beserta permasalahan yang ada didalamnya. Alhamdulillah, tampaknya desa kami cukup adem ayem, terbukti tidak ada masalah yang disampaikan dalam kuisioner atau saat survey, dan mereka hanya ingin ada peningkatan di bidang pendidikan dan kesehatan lingkungan. Saya kira itu sangat memudahkan kami dalam membuat Proker yang tidak njlimet.
Pasca Survey, kami sekelompok menyusun Proker Tentatif kami dan harus dikonsultasikan dengan dosen Pembimbing. Waktu itu pembimbing kami dari fakultas Pertanian, seorang dosen wanita senior yang tegas, namun baik hati. Banyak sekali bimbingan dan motivasi yang beliau berikan kepada kami, terutama kepada saya sebagai koordinator 4 desa. Kepercayaan beliaulah yang membuat saya berani dan yakin akan tugas dan tanggung jawab ini. Padahal sebelumnya, saya hanyalah seorang mahasiswa follower biasa hehe.
Hari H pun datang. H-1 saya dan teman sudah membawa barang-barang yang akan dibawa dengan taxi barang ke lokasi KKN, dengan tujuan biar hari H kita tidak kerepotan bawa barang. Kami naik kendaraan bermotor rame-rame, untuk menuju ke pendopo Kabupaten, mendengarkan penerimaan, sambutan dan pengarahan dari Bapak Bupati. Kemudian menuju ke Kantor kecamatan untuk mendapatkan hal yang sama sebelum akhirnya dilepas ke desa masing-masing.
Hari pertama kami gunakan untuk beradaptasi dengan mengenal lingkungan sekitar, batas-batas desa, sekaligus membuat tanda arah menuju posko KKN kami, karena ini adalah hal yang wajib dilakukan sebagai penanda. Kemudian teman saya dsudah mempersiapkan penanda dari rumahnya dan tinggal pasang. Kami pun akhirnya menikmati hari pertama dengan jalan-jalan di desa. Banyak warga yang terlihat bertanya-tanya siapakah kami, terutama karena kami menggunakan jas almamater. But kami yakin suasana kaku ini akan segera cair dalam 2 bulan kedepan.
Desa ini adalah sebuah desa yang tidak terlalu luas, dan mungkin yang terkecil diantara desa-desa lain di kecamatan tersebut. Kebanyakan penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, sedangkan anak-anak mudanya bekerja di berbagai pabrik atau industri lokal. Desa ini bagi saya sangat tenteram, dan adem ayem. Dengan lokasi yang tidak terlalu luas, wilayahnya sangat terjangkau hingga ke pelosok. Dari sisi fasilitas, desa ini mempunyai desa dan masjid yang terakses mudah. Ada juga puskesmas pembantu, playgroup, TK dan TPA di desa ini, walaupun cuma ada satu masing-masing.
Demikian cerita awal kehidupan KKN kami, terkenang masa-masa itu...4 tahun yang lalu.
Best Regards,