Dear Sinnamate
Pernahkah kamu dipermalukan oleh orang lain ; baik dengan
perkataan, perbuatan atau dengan sikap?. Apakah pernah dipermalukan di depan
umum oleh teman, orang terdekat atau orang asing tak dikenal yang baru hari itu
ketemu pertama kali ?. Dipermalukan tentu membuat perasaan seseorang malu dan juga
pasti merasa kecewa, sedih serta marah. Apalagi jika dipermalukannya dengan
sangat keterlaluan, tentu bisa menimbulkan dendam kesumat atau perasaan
membalas dendam untuk balik mempermalukan. Lalu bagaimana kita seharusnya
menyikapi hal ini ? mengingat
kejadian seperti ini acap terjadi dalam kehidupan. Sebelumnya mari kita urai
dari asal muasalnya :
Kenapa seseorang bisa
dipermalukan ?
Ada beberapa faktor
kenapa seseorang bisa dipermalukan oleh orang lain, saya ambil contoh orang
yang dipermalukan sebagai A dan orang yang mempermalukan sebagai B. Ilustrasi
penyebabnya adalah sebagai berikut :
a. A dipermalukan oleh B,
karena A dianggap melakukan kesalahan kepada B, sehingga dia harus dipermalukan
untuk membayar kesalahannya dan agar dia jera
b. B merasa dia adalah
orang yang lebih superior terhadap A sehingga B boleh melakukan apapun kepada
A.
c. B adalah orang yang
gemar mempermalukan orang lain, termasuk si A, agar B terlihat lebih hebat dan
tinggi derajatnya dari A (intinya gemar merendahkan orang lain)
d. B adalah orang yang
gemar bercanda dengan mempermalukan orang lain (kadang tidak sadar bahwa
perbuatan/perkataaanya menyakiti hati)
Bagaimana reaksi orang
yang dipermalukan ?
Semua orang yang
dipermalukan, akan merasa malu,
marah, gugup, kecewa, dan sedih (semua perasaan tersebut
campur aduk jadi satu). Bagi yang tidak bisa mengendalikan diri, perasaan
tersebut dapat berkembang menjadi dendam dan keinginan
untuk membalas perlakuan yang sama terhadapnya. Keinginan tersebut muncul
diawali dengan pertanyaan kepada diri "kenapa dia bisa tega mempermalukan saya seperti
itu ?".
Respon awal saat dipermalukan sangat wajar dan manusiawi, tapi respon lanjutan
dari respon awal lah yang perlu diwaspadai.
Bagaimana reaksi orang
yang mempermalukan?
Setelah mempermalukan orang lain, orang bisa saja menjadi puas, senang, merasa hebat dan menang, atau justru dia tidak merasa apa-apa karena tidak sadar sama sekali kalau sikapnya barusan telah menyakiti hati orang lain. Ini kebanyakan yang terjadi di masyarakat, dimana seseorang merasa telah melakukan hal yang benar namun ternyata yang dia buat adalah penderitaan bagi orang lain.
Setelah mempermalukan orang lain, orang bisa saja menjadi puas, senang, merasa hebat dan menang, atau justru dia tidak merasa apa-apa karena tidak sadar sama sekali kalau sikapnya barusan telah menyakiti hati orang lain. Ini kebanyakan yang terjadi di masyarakat, dimana seseorang merasa telah melakukan hal yang benar namun ternyata yang dia buat adalah penderitaan bagi orang lain.
Bagaimana sikap saat
dipermalukan orang lain ?
a. Tetap tenang dan sabar. Tarik
nafas dalam-dalam dan hembuskan perlahan untuk mengatur ritme nafas. Bila
terlalu banyak orang yang berada disekitar anda dan pembicaraan itu terdengar
tidak nyaman, segera ungkapkan untuk berbicara secara pribadi dengan yang
sedang atau akan mempermalukan.
b. Bersikap tegas tapi bukan
sama-sama emosi. Jika anda dalam posisi yang benar, diamkan saja orang yang
mempermalukan anda sampai bicaranya selesai, baru kemudian sampaikan pendapat
anda. Ingat ! gunakan cara berbicara yang paling baik, tidak dengan nada
tinggi, menggunakan pengaturan nafas
yang tidak terkesan emosional, sehingga anda bisa tunjukan kepada orang yang
diajak bicara atau orang yang melihat perbincangan anda, bahwa anda mampu
berpikir jernih, bersikap bijak dan tidak "bodoh".
c.Jika benar-benar membuat perasaan anda terluka, sampaikan saja bahwa perasaan anda terluka dengan perlakuan itu. Tapi anda harus mengucapkannya dengan bahasa yang santun semata-mata untuk menunjukan bahwa caranya untuk menunjukan sesuatu kepada anda,yaitu dengan cara mempermalukan adalah dengan cara yang keliru
Hikmah dari dipermalukan
Seseorang yang melakukan
kesalahan sudah selayaknya harus memperbaikinya dan kita semua sependapat
dengan itu karena kesalahan itu bisa merugikan dirinya sendiri dan juga orang
lain. Sengaja mempermalukan orang lain adalah cara yang SALAH dalam membuat orang
lain melakukan sesuatu,walaupun niatnya untuk membenarkan sesuatu. Sebagaimana
dicontohkan oleh Rasulullah
SAW, Beliau tidak pernah sekalipun menghinakan, merendahkan atau
mempermalukan orang lain, termasuk kepada orang yang terang-terangan memusuhinya.
Bahkan Beliau dengan keteladanan sikapnya yang baik, memberikan contoh seperti
yang disampaikan Beliau sampaikan kepada Jabir bin Sulaim sebagai berikut :
وَإِنِ امْرُؤٌ
شَتَمَكَ وَعَيَّرَكَ بِمَا يَعْلَمُ فِيكَ فَلاَ تُعَيِّرْهُ بِمَا تَعْلَمُ فِيهِ
فَإِنَّمَا وَبَالُ ذَلِكَ عَلَيْهِ
Jika ada seseorang yang menghinamu dan mempermalukanmu dengan
sesuatu yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah engkau membalasnya dengan
sesuatu yang engkau ketahui ada padanya. Akibat buruk biarlah dia yang
menanggungnya.” (HR. Abu Daud no. 4084 dan Tirmidzi no. 2722. Al Hafizh Abu
Thohir menyebutkann bahwa sanad hadits ini shahih. Al Hafizh Ibnu Hajar
menyatakan bahwa hadits ini shahih).
Hadis tersebut memberi contoh, ketika kita dipermalukan dan dihina maka kita tidak perlu membalas dengan menghina dan mencela orang tersebut walau kita tahu kekurangan yang ada pada dirinya dan bisa menjatuhkannya. Biarlah akibat jelek dari mencela dan menjatuhkan itu, membawa akibat sendiri kepadanya, entah di dunia ataupun di akhiran nanti. Kita juga diberi contoh untuk tidak memutus silaturahmi langsung dengan orang yang mempermalukan kita, dan hanya lebih baik menghindari berurusan dengannya. Dalam Al Qur'an bahkan tercantum ikhwal ini dalam sebuah ayatnya
Hadis tersebut memberi contoh, ketika kita dipermalukan dan dihina maka kita tidak perlu membalas dengan menghina dan mencela orang tersebut walau kita tahu kekurangan yang ada pada dirinya dan bisa menjatuhkannya. Biarlah akibat jelek dari mencela dan menjatuhkan itu, membawa akibat sendiri kepadanya, entah di dunia ataupun di akhiran nanti. Kita juga diberi contoh untuk tidak memutus silaturahmi langsung dengan orang yang mempermalukan kita, dan hanya lebih baik menghindari berurusan dengannya. Dalam Al Qur'an bahkan tercantum ikhwal ini dalam sebuah ayatnya
Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu)
dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan
antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat
setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada
orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada
orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.” (QS. Fushilat: 34-35).
Jadi jika orang yang
dipermalukan sabar, maka derajat keduanya akan menjadi tidak sama. Bukan
yang mempermalukan yang derajatnya lebih tinggi seperti anggapannya atau
anggapan orang yang berada disekeliling kejadian itu, tapi orang yang
dipermalukan itulah yang derajatnya lebih tinggi dihadapan Rabb nya, karena dia
mengutamakan kesabaran. Sebenarnya kalau dipikir-pikir, kalau kita tidak
terpancing emosi saat dipermalukan, maka kita seperti sedang membiarkan orang
yang mempermalukan kita menambah dosa bagi dirinya. Di akhir tulisan ini, saya
mengajak agar kita mampu berpikir jernih dan banyak berdoa semoga kita selalu
terjaga dari kejadian mempermalukan atau dipermalukan seperti itu…amin
Best
Regards,