Dear All,
Tidak bisa dipungkiri, senioritas adalah suatu hal yang sangat lumrah, membudaya, dan pasti terjadi dimanapun ketika kita memasuki sebuah lingkungan baru. Terhadap yang berpengalaman, yang sudah duluan, yang dituakan, apalagi yang beneran sudah tua... sudah selayaknya kita sebagai orang yang beretika "hormati yang lebih tua" untuk menghormati mereka-mereka itu. Faktanya, sebagian para sesepuh (padahal beda umur 6 bulan doang wkw) kadang menampilkan sesuatu yang mengurangi "kehormatan" mereka dalam bertindak dimata para junior. Itu semua muncul dari masa pendidikan, bekerja, sampai lingkungan sosial...hmmm
Disaat kita bersekolah, atau berkuliah, senioritas yang keliru biasanya dimulai dari oknum yang memanfaatkan posisi "tua" nya dalam melakukan perpeloncoan saat masa orientasi sekolah atau ospek di kampus. Dimulai dari tekanan-tekanan yang dibuat dalam sisi mental (suasana, verbal), atau bahkan fisik, padahal bukan pendidikan militer. Kejadian itu diselubungi dengan kata-kata "pembinaan kedisiplinan" yang malah hanya berujung pada "balas dendam turun temurun tiap angkatan".
Setelah jalan perkuliahan atau masa sekolah, muncul pembullyan dari para kakak kelas/kakak angkatan kepada adik tingkatnya. Yang paling sering terjadi adalah pemerasan uang jajan. Pola pelaksanaannya selalu adalah adik angkatan, dirubung kakak angkatan yang bengis-bengis lalu dibawa di tempat sepi sambil bilang "eh bagi duit dong". Mirisnya selalu saja di setiap angkatan ada model-model segerombolan orang-orang seperti ini di pendidikan kita.
Setelah bekerja, senioritas berkembang menjadi lebih elit, padahal saya kira bekerja adalah fasenya orang dewasa yang tidak memikirkan egoisme. Kenyataannya egoisme malah semakin menjadi-jadi di era sekarang, dimana beberapa oknum senior merasa dirinya harus dihormati dan junior harus tunduk penuh pada senior. Senioritas dalam dunia kerja biasanya adalah lebih tidak membantu junior dalam adaptasi atau menghadapi suatu problem. Ibarat kata "ya sudah, kamu jalani aja dulu, nanti biar ngrasain susahnya, masalahnya, gagalnya... saya dulu juga gitu ngga ada yang ngajarin..tapi akhirnya bisa sendiri".
Dalam kondisi seperti itu, saya sebagai pribadi yang berhak berpendapat, merasa bahwa jika terjadi hal seperti itu, saya merasa senior yang bilang seperti itu adalah sangat useless bagi perkembangan perusahaan. Kenapa ? karena jika kita membiarkan junior kita terlalu lama menghadapi masalah serupa, gagal dulu, kemudian baru berhasil, itu akan buang-buang waktu yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan yang sudah ada. Kenapa para senior tidak langsung saja menunjukan tips menghadapi masalah dengan cepat berdasarkan pengalaman yang mereka hadapi ?.
Kemudian Senior selalu mempermasalahkan para junior yang dibilang terlalu dini untuk bekerja, dinilai belum berkompeten, dan sebagainya. Mereka membandingkan jaman dimana mereka dulu susah payah training dulu dalam kurun waktu lama sampai akhirnya bisa mapan di suatu posisi. Padahal sebenarnya itu adalah penilaian atasan dan tempat kerja terhadap kapasitas si junior itu, jika dianggap mampu mengapa tidak dia mulai lebih awal dalam bekerja. Sedangkan jika alasannya belum kompeten, kenapa para senior tidak bantu saja junior untuk menjadi kompeten ?
Ego untuk selalu dianggap yang terbaik adalah hal yang membunuh semua bentuk kehidupan sosial yang sesungguhnya. Ketika seseorang ingin dianggap "paling", maka disitulah mulai pudar semangat kebersamaan. Senior adalah orang-orang yang layak dihormati berdasarkan pengalaman yang mereka punyai, dan jika kita menjadi senior...jadilah orang yang layak dihormati seperti mereka, tapi buanglah sikap senioritas yang berlebihan kepada yang lebih muda. Sesungguhnya kerja sama adalah hal yang terbaik, walaupun lintas usia.
Best Regards,